Rekontruksi Cinta Yanti
Puisi Ayub Badrin
Beribu-ribu mahluk menidurimu
Hingga kau hamil
Anakmu adalah televisi
Yang menyiarkan sinetron cinta murahan
Aku tak mau lagi memeluk gelombang laut itu
Sebab menyeretku pada dusta yang teramat palsu
Di kain jarik darah lengket
Rekontruksi cintamu Yanti
Masihkah televisi menyimpan aku
Seperti ikan dalam kulkas
Setiap pembunuhan dianggap sah?
Ini memang negri para pembunuh!
Lihatlah anakmu itu
Kini berwajah televisi
Dimatanya menyiarkan iklan dan
Mimpi-mimpi bersama Doraemon
Siapa berperan dirimu itu?
Merekontruksi pembunuhan aku
Tapi aku belum mati
Aku akan kembali bersujud sambil mengeja
Alif, ba, ta, sya, zim, ha, ho, dal...
Meski lidahku kelu
Simpang Limun, 3 September 2007
Rekontruksi Kamar Mandi
Puisi: Ayub Badrin
Suatu hari aku mengantuk
Uaaaahhhhhhh
Bau mulutku menidurkanmu
Lalu aku masuk ke ruang hampa dalam tidurmu
Kutemukan kau manggut-manggut
Berabat-abat lamanya
Manggut-manggut
Manggut-manggut
Manggut-manggut
Geleng-geleng
Geleng-geleng
Geleng-geleng
Terus sampai lumut menutupi gigimu
Dikamar mandi sabun habis
Medan , 1 September 2007
Pembunuhan Di Kamar Tidur
Puisi: Ayub Badrin
Tiba-tiba kau datang dengan pisau
Membawa kenangan hujan
Lalu menikam diriku bertubi-tubi
Aku terkapar di lantai hatimu
Mengerang kesakitan
Perihku perih pisau
Lukaku luka sembilu
Mengapa berabad lamanya
Aku tersiksa oleh cinta
Di kamar tidur
Di sebelahku istri dan anak-anakku
Yang suka tidur sampai siang
Ini cinta milik siapa sebenarnya?
Mengapa tak jua bersumpah
(Sementara hujan turun masih karena cinta)
Tak usahlah dihapus darah itu
Biar saja mengering
Agar pernah ada kamu
Meski tak mudah jua
Medan, 2 September 2007
Rekontruksi Cinta Yanti
Puisi: Ayub Badrin
Beribu-ribu mahluk menidurimu
Hingga kau hamil
Anakmu adalah televisi
Yang menyiarkan sinetron cinta murahan
Aku tak mau lagi memeluk gelombang laut itu
Sebab menyeretku pada dusta yang teramat palsu
Di kain jarik darah lengket
Rekontruksi cintamu Yanti
Masihkah televisi menyimpan aku
Seperti ikan dalam kulkas
Setiap pembunuhan dianggap sah?
Ini memang negri para pembunuh!
Lihatlah anakmu itu
Kini berwajah televisi
Dimatanya menyiarkan iklan dan
Mimpi-mimpi bersama Doraemon
Siapa berperan dirimu itu?
Merekontruksi pembunuhan aku
Tapi aku belum mati
Aku akan kembali bersujud sambil mengeja
Alif, ba, ta, sya, zim, ha, ho, dal
Meski lidahku kelu
Simpang Limun, 3 September 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar