Selasa, 04 Oktober 2011

GAMBAR TEMPOE DOELOE


Di tahun-tahun 70-anm Medan sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Utara memiliki banyak tokoh teater yang handal di bidangnya. Sebut saja S. Dalimunte dan Andi MS dari teater Violeta, Tengku Najib Bahadur yang mendirikan Teater Shakuntala, Burhan Piliang salah seorang dedengkot teater di Medan, Darwis Rifai Harahap pendiri teater Imago Medan, Dahri Uhum Nasution pendiri teater Kita, Burhanuddin Nasution yang membentuk Teater Sangkuriang, dan AS. Atmadi pendiri Teater Propessi Medan, walau dalam foto beberapa nama yang disebutkan tidak ada, bukan berarti ketidak hadirannya dalam acara diskusi dengan tokoh teater dari German di Taman Budaya di tahun 1975, mereka tetap antusias dan mendukung acara yang diselenggarakan Gote Institut.

Senin, 03 Oktober 2011

Raja Yang Lakon Satir Dari Medan.




Raja Yang adalah Karya/Sutradara D. Rivai Harahap yang sukses di gelar tahun 1976 di Gedung Utama Taman Budaya Medan. Dengan pemain Buoy Hardjo sebagai Raja Yang, Amran Sd, Edi Tono, Loce, Tatik Husin dan puluhan pemain berbakat yang kini rata-rata tidak lagi aktif beraksi di atas panggung. Tahun 2010, Raja Yang kembali di pentaskan dengan pemain muda usia. Adek Dtk Marajo Lelo di percaya memerankan Raja Yang, dan beliau berhasil memainkan perannya bersama Apri AH, Andi Mukli Zulfikridho, Ros . Tatak, dll.
Walau mereka tampil di gedung tari Taman Budaya, keberhasilan anak-anak muda generasi tahun 2000-an tak kalah bagus dengan pendahulu-pendahulu mereka.

IMAGO PENTASKAN 'RAJA ULOK'



SETELAH SEKIAN LAMA VAKUM, AKHIRNYA TEATR IMAGO MEDAN MEMENTASKAN NASKAH 'RAJA ULOK ' karya/Sutradara, D. arivai Harahap, di Gedung Utama Taman Budaya Medan.

Sabtu, 27 Agustus 2011

FAJAR SIDIQ dan DENDAM


Yondik Tanto sebagai Sutradara memilih naskah berjudul Fajar Sidiq di pentas Taman Budaya Medan dengan menurunkan pemain Andi Mukly, Ilham Wahyudi,dan beberapa pendatang baru coba mengangkat naskah epos perjuangan yang bercerita tentang penghianatan seorang anak karena dendam ibunya tewas tertembak oleh pejuang yang menyerang pasantren. Sementara komandan pejuang yang menyebabkan tewasnya ibu dari kekasihnya, menimbulkan selang dua pilihan, membela perjuangan atau mendendam pejuang yang telah menewaskan ibunya.
Ternyata ayah berfikiran lain. Ia membela pejuang dan rela anak kandungnya yang berhianat tewas di hadapan regu tembak.
Sayang. Pementasan yang bagus disela-sela ramadhan itu sepi penonton.

Minggu, 29 Mei 2011

IMAGO & ALIF MENTASKAN:

NANDUNG
MENGAIL PETAKA CINTA
Naskah : D. Rivai Harahap.
Adegan I.
NANDUNG PEMUDA MISKIN YANG BERSUARA MERDU. TIAP PULANG DARI MELAUT , NANDUNG BERSENANDUNG MEMBUNUH SEPI SAAT BERJALAN SENDIRI DIGELAPNYA MALAM. NYANYIAN NANDUNG PULANG DARI MELAUT TERNYATA JADI PEMIKAT YANG MELULUH LANTAKKAN PERASAAN MAYANG DARA DESA TEPI LAUT YANG MEMILIKI AYAH BERNAMA DATUK GARANG.
BILA NANDUNG PULANG TETAP MELINTAS DI DEPAN RUMAH MAYANG.
Mayang : mak Inang, siapa pemuda itu Mak Inang?
Mak Inang : Pemuda yang mana Mayang? “
Mayang : Itu. Mak Inang tengoklah kemari.
Mak Inang : Ooo, itu....
Mayang : Mak Inang kenal ?
Mak Inang : tentulah Mak Inang mengenalnya, Mayang...Itulah si Nandung pemuda yang pernah Mak ceritakan dulu itu.
Mayang : Jadi?
Mak Inang : Iya. Suara si Nandung itulah yang acap kita dengar bila dia pulang dari melaut....Si Nandung itu anak muda yang soleh. Ia anak yang patuh dan sayang sama Maknya....Tapi....
Mayang : Tapi mengapa Mak Inang?
Mak Inang : Dia anak orang susah...Dia anak orang tak berpunya...nandung anak orang miskin Mayang...
Mayang : Susah? Miskin?
Mak Inang : Iya Mayang....ayahnya tewas ditelan gelombang sebulan lalu. Maknya idup dari menganyam tikar pandan....Sedangkan Nandung, seperti yang kita tengok, mencari makan diganasnya buai ombak dilautan.....
SAYUP-SAYUP TERDENGAR SUARA NANDUNG DIKEJAUHAN.

SEKELOMPOK ORANG-ORANG BERTERIAK-TERIAK DI HALAMAN RUMAH DATUK GARANG. MEREKA MEMPROTES DATUK GARANG YANG TIDAK MEMPERHATIKAN NASIB MEREKA SEBAGAI RAKYAT.
Orang 1 : Datuk mestinya bertindak adil ! Datuk jangan berpihak pada pendatang !
Ramai-ramai : Betul ! Datuk jangan berpihak pada pendatang ! Datul harus adil !
Orang 1 : Datuk mestinya memperhatikan kami !
Ramai-ramai : Ya ! Datuk harusnya memperhatikan kami ! Bukan orang pendatang !
SUASANA SEMAKIN MEMANAS. DATUK GARANG YANG BERKUASA TAK KUNJUNG MENAMPAKKAN DIRINYA DIHADAPAN RAKYAT YANG MEMEROTESNYA.
ORANG MENARI DAN MENYANYI. ADA YANG MEMUKUL-MUKUL KALENG, BATU DAN BATOK KELAPA.
Orang 2 : Datuk ! Keluarlah !
Orang 3 : Datuk keluarlah! Datuk jangan mengeram macam ayam dilumbung padi !
Orang 1 : Kami perlu keadilan! Kami perlu Datuk jangan bedakan kami pendudUk negeri Dan orang-orang pendatang !
Orang 3 : Datuk keluarlahlah ! Hadapi kami secara jantan !
BEBERAPA PENGAWAL DATUK GARANG MUNCUL DARI KIRI DAN KANAN. PENGAWAL MEMBAWA SENJATA DAN PENTUNGAN. SATUAN PENGAWAL DATUK GARANG BERUSAHA MEMBUBARKAN ORANG-ORANG. KERUSUHAN BERBUAH MALAPETAKA TAK DAPAT DIHINDARI.
Mayang Sari : Hentikan ! Hentikan !
Orang 1 : Saudara-saudara sekalian, inilah anak gadis Datuk Garang itu. Tangkap dan ikat dia ditiang !
Mayang Sari : Mak Inang tolong....Tolong....
Mak Inang : Lepaskan ! Lepaskan Mayang Sari ! Tolong! Tolong!
Nandung : Lepaskan anak perempuan itu ! Yang bersalah ayahnya, Datuk Garang, bukan dia !
Orang 1 : Kalau Datang Garang bersedia menerima kedatangan kita, barulah anak gadisnyayang molek ini kta lepaskan Nandung. Tapi, bila Datuk Garang tak berkenan menemui kita, si Molek ini yang akan jadi jaminannya.
Orang3 : Kita pengapakan bagusnya anak gadis Datuk Garang ini saudara-saudara ?
Orang 1 : Buang ke laut ! Buang ke laut !
Ramai-ramai : Buang ke laut ! Buang ke laut !
Orang 2 : Biarkan tubuh moleknya disantap hiu !
Ramai-ramai : Biarkan tubuh moleknya di santap hiu !
Nandung : Dengar ! Dengarkan aku !
Orang 3 : Apa lagi Nandung, sudahlah....Ikuti saja apa kata orang banyak...
Nandung : Membiarkan tubuh molek anak Datuk Garang jadi santapan hiu, tidak akan menyelesaikan masalah....Malah persoalan dapat jadi bertambah menyulitkan kita dibelakang hari ! Percayalah !
Mayang Sari : Tidak ! Tidak ! Lepaskan aku ! Lepaskan !
Mak Inang : Lepaskan Mayang Sari ! Lepaskan ! Kalian jangan semena-mena !
DATUK JABUT ORANG KAYA TERNAMA DARI KAMPUNG LAIN MASUK BERSAMA PENGAWALNYA.
Datuk Jabut : Lepaskan perempuan itu ! Tidak tahu malu ! Tidak beradat ! Beraninya sama perempuan ! Hadapi aku kalau kalian berani !
Orang 3 : Ikan sembilang di dalam lumpur, buah rumbia asam rasanya, Tuan yang datang jangan campur, ini urusan orang-orang muda !
Datuk Jabut : Aih ! Buah rumbia asam rasanya, enak disantap dengan petai, Lempar segepok sebagai tanda, agar semua urusan dapat selesai....
PENGAWAL DATUK JABUT MELEMPARKAN SEGEPOK UANG TUNAI KEPADA ORANG-ORANG.
Orang 3 : Lepaskan putri datuk Garang sekarang juga !
ORANG-ORANG MELEPASKAN MAYANG SARI. MAYANG LARI MEMELUK MAK INANG. MAYANG MENANGIS DALAM PELUKAN MAK INANG.
Nandung : Mak Inang, lekaslah Mak Inang bawa Mayang masuk ke dalam sebelum orang-orang berubah fikiran...
Mak Inang : Mayang, mari kita masuk kedalam....
Mayang Sari : Nandung, terima kasih....Engkau orang pemberani, engkau bijak dan bestari, semua jasa-jasa kamu ini, tak akan aku lupa sampai mati....
Datuk Jabut : Aih ! Segepok uang tanda berdamai Mayang.....Uang siapa ?
Ramai-ramai : Uang Datuk Jabut !
Datuk Jabut : Nah ! Padakulah adinda Mayang harusnya berterima kasih !
Ramai-ramai : Betul Datuk !
Datuk Jabat : Bukan kepada pemuda miskin yang baunya hapak ini !
Ramai-ramai : Betul datuk !
NANDUNG MENAHAN PERASAANNYA. NANDNG DAN ORANG-ORANG MEMILIH PERGI MENJAUHI DATUK JABUT.
Datuk Jabut : Tunggu ! Jangan pergi dulu ! Persoalan kita belum selesai !
Nandung : Persoalan apa Datuk ?
Datuk Jabut : Persoalan Mayang Sari !
Nandung : Ada apa dengan Mayang Sari Datuk ?
Datuk Jabut : Ada apa dengan Mayang Sari ? Bedebah benar engkau ini ! Kura-kura dalam perahu, sudah gaharu cendana pula, pura-pura tidak tahu, bikin pusing kepala saja ! Pengawal ! Tangkap dia ! Tangkap perusuh ini !
NANDUNG DAN TEMAN-TEMANNYA MELAWAN. PERKELAHIAN TAK TERELAKKAN. MAYANG DAN MAK INANG MENYAKSIKAN DARI TERAS RUMAH DATUK GARANG.
Mayang Sari : Mak Inang, tengoklah...Ternyata si Nandung tidak hanya panda bersenandung, tapi dia juga sangat pandai berkelahi !
Mak Inang : Rata-rata semua pemuda di kampung kita ini pandai berkelahi Mayang...
Mayang Sari : Iyakah ?
Mak Inang : Mayang tengkolah sendiri betapa lincah dan handalnya si Nandung itu. Tak percuma kalau si Nandunglah yang menjadi pilihan cinta Mayang....
Mayang Sari : Mak Inang....Macam tahu saja.....
Mak Inang : Mayang, cepat kita masuk. Ayahanda Mayang datang !
MAYANG DAN MAK INANG MASUK. DATUK GARANG TAMPAK DATANG DARI ARAH KANAN BERSAMA PENGAWALNYA.
Datuk Garang : Berhenti ! Berhenti ! Ada apa ribut-ribut dihalaman rumah besarku !
NANDUNG DAN TEMAN-TEMANNYA MELARIKAN DIRI BEGITU MELIHAT DATUK GARANG DATANG. TIDAK DENGAN DATUK JABUT. IA MENANTANG DATUK GARANG DENGAN SOMBONGNYA KARENA DATUK JABUT BELUM MENGENAL SIAPA YANG TEGAK DIHADAPANNYA.
Datuk Garang : Menantang aku ? Menantang Datuk Garang orang berkuasa di halaman rumahku ini ?
Datuk Jabut : Datuk Garang ? Jadi ini orang tersohor yang namanya begitu bergaung sampai ke Kampung Lain diluar sana? Maaf. Maafkan kelancangan dan keangkuhan kami Datuk. Harusnya ini tak boleh terjadi andai saja kami tahu yang dihadapan kami adalah Datuk garang, ayah dari Mayang Sari putri molek yang kecantikannya tak ada tanding sampai ke seberang....
Datuk Garang : Mayang ? Apa yang terjadi dengan Mayang ? Mak Inang ! Mak Inang !
Mak Inang : (MUNCUL ) Saya Datuk...
Datuk Garang : Oh..Ternyata kau masih diatas sana Mak Inang. Mana Mayang anakku semata wayang?
Mak Inang : Ada Datuk. Ini disebelah saya.
Datuk Garang : Mayang...Kau tidak apa-apa, Sayang...
Mayang : Kenapa ayahanda terlalu mencemaskan ananda? Ada apa sebenarnya?
Datuk Garang : Tentulah ayah mencemaskan ananda. Ayah tak mau ananda lebur kedalam gelombang rayuan pemuda yang tak berharta.
Mayang : Ayah !
Datuk Garang : Jangan gusar dulu ananda. Sebelum ananda menentukan pilihan, dalam waktu yang tidak lama lagi, akan datang keluarga Datuk Gobang menanyakan...
Mayang : Ti-tidak ayah ! Ananda belum mau menikah !
Datuk Garang : Mayang ! Ayah belum selesai ! Dengarkan dulu semua penjelasa Ayah !
Ayah : Tidak Ayah! Mayang hanya mau kawin dengan pemuda pilihan Mayang sendiri!
DATUK JABUT COBA MEREDAKAN AMARAH DATUK GARANG.
Datuk Jabut : Sabar Datuk....Sekarang ini bukan lagi zamannya memaksa anak kawin dengan pilihan orang tua.
OrangRamai : Betul! Betul Datuk ! Sekarang ini bukan zamannya lagi memaksa anak kawin dengan pilihan orang tua !
Datuk Garang : Bedebah kalian ! Aku tidak memerlukan pendapat kalian ! Mayang anakku ! Jadi aku yang berhak menentukan siapa yang menjadi jodoh anakku ! Paham ?
Datuk Jabut : Tidak selamanya seperti yang Datuk inginkan itu.
Datuk Garang : Maksud Datuk ?
Datuk Jabut : Adakan Datuk tidak paham...
Datuk Garang : Bagaimna aku mau paham, Datuk saja baru hari ini aku kenal.
Datuk Jabut : Itulah kesalahan Datuk...
Datuk Garang : salah ? Aku salah ? Aku salah mencarikan sendiri jodoh untuk anakku?
Datuk Jabut : Kesalahan Datuk adalah karena baru hari ini mengenal aku.
Datuk Garang : Daun pandan banyak durinya, tergores tangan rasanya nyeri, satu pertanyaan saya, apa maksud sebenarnya datang kesini?
Datuk Jabut : Itu dia !Tegores duri rasanya nyeri, ambil kapas oleskan obat, Datuk Jabut nama kami, haram pulang sebelum Mayang kami dapat.
Datuk Garang : Apa?
Orang Ramai : Haram pulang sebelum Mayang Sari mereka dapat, Datuk...
Datuk Garang : Aku bernama Datuk Garang, penguasa negeri Bencah Menggelegak, wahai Datuk yang berani meminang, bekacalah dulu sebelum aku bikin payah tegak...
Datuk Jabut : Wahai Datuk calon mertuaku yang garang, ambil ini untuk pegangan, keris boleh disisip dipinggang, berfikirlah dua kali Datuk bila mencari tandingan..Datuk, yang kami berikan pada Datuk itu seuncang mainan emas berlian sebagai hadiah buat calon siteri kami yang ke delapan....
Datuk Garang : Emas berlian? Isteri kedelapan?
Orang Ramai : Itulah yang kami dengar Datuk.
Datuk jabut : Lusa kami datang lagi membawa segoni uang untuk perhelatan tujuh hari tujuh malam....
Mayang : Ayah ! Jangan terima pemberiannya itu ! Mayang tidak sudi kawin dengan laki-laki tua bangka itu ! Nandung, tolong selamatkan aku...Tolong...
Datuk Garang : Mayang ! Jangan berhiba pada orang yang tidak kamu kenal.
Mayang : Aku mengenalnya ayah. Laki-laki muda ini Nandung yang selalu bersenandung bila pulang dari melaut tengah-tengah malam...Aku mencintainya ayah...
Datuk Jabut : Mencintainya? Cuih ! Langkahi dulu mayatku bila dia mampu mendapatkan Mayang yang akan menjadi isteriku kedelapanku!
Mayang : Aku tidak sudi tua Bangka ! Nandung adalah calon suami sahku!
MENGEJAR NANDUNG DAN MEMELUKNYA.
Datuk Garang : Jangan kau sentuh anakku !
Nandung : Sabar Mayang. Sabar. Kalau kita memang berjodoh,t ak ada yang dapat menghalangi kita....
Datuk Garang : Seret anak muda jelebau ini keluar dari halaman rumahku! Mak Inang, kurung Mayang di dalam kamarnya.
Mayang :Lepaskan ! Lepaskan...( Orang-orang menyeret Mayang. Mak Inang tak dapat berbuat apa-apa)
SAYUP-SAYUP TERDENGAR SUARA SENANDUNG . DEBUR OMBAK MEMBAHANA. MAYANG TAMPAK DITERAS MENATAP KESEPIAN .
Mayang : Mak Inang. Tidakkah itu suara Nandung ?
Mak Inang : Suara Nandung begitu manyayat perasaan, Mayang. Kasihan dia...
Mayang : Mak Inang, aku sangat mencintainya. Aku sangat merindukannya....
Mak Inang : Mak Inang ada akal, Mayang....
Mayang : Ceritakan Mak Inang....
MAK INANG MEMBISIKKAN SESUATU KE TELINGA MAYANG. MAYANG TERSENYUM.
Mayang : Cepat Mak Inang. Cepat....Kabarkan segera pada ayahanda....
MAK INANG BERTERIAK-TERIAK SEOLAH ADA HAL YANG SANGAT MENCEMASKAN TERJADI PADA MAYANG SARI. DATUK GARANG DATANG TERGOPOH-GOPOH.
Datuk Garang : Ada apa? Ada apa?
Mak Inang : Mayang Datuk...Mayang....
Datuk Garang : Ha? Mayang kenapa?
Mak Inang : Mayang-Mayang...Mayang sakit datuk.....Mayang sakit ingatan, datuk....
Datuk : Apa? Anakku sakit ingatan?
Mayang : ( Muncul sambil menari dan menyanyi. Rambutnya awut-awutan)
Datuk : Mayang...Mayang....Ada apa anakku? Ada apa?
Mayang : Diam! Diam kau laki-laki tua bangka! Aku tidak sudi kawin denganmu!
Datuk : Mayang, ini ayahmu....Ini ayah.....
Mayang : Bukan! Bukan! Kau laki-laki tua bangka pemangsa anak perawan! Pergi!
Datuk : Mak Inang, sejak bila Mayang berubah seperti ini?
Mayang : Sejak tadi malam, Datuk....
Datuk : Kalau begitu, cepat carikan bomo pandai untuk mengobati anakku ini!
ORANG-ORANG DATUK SIBUK. BEBERAPA BOMO DIDATANGKAN. BOMO PERTAMA GAGAL.
BOMO KEDUA JUGA GAGAL. KETIGA LEBIH PARAH. BOMO JADI MAINAN MAYANG. BOMO KE TIGA LARI TERBIRIT-BIRIT.
Datuk Garang : Apa tak lagi ada orang pandai ditempat kita ini?
Mak Inang : A-ada Datuk.
Datuk Garang : Ada? Kalau ada cepat bawa kemari! Kalau Mayang dapat sembuh, sehat seperti semula, kalau dia bomo yang tua renta, ia akan aku jadikan saudara. Tapi bila bomo yang dapat menyembuhkan Mayang orangnya muda, bila Mayang mau...
Mak Inang : Kalau muda Datuk akan jodohkan Mayang sama Bomo muda?
Datuk Garang : Iya. Iya....Ta-tapi....Mayang sudah akan aku kawinkan sama Datuk Jabut...
Mak Inang : Mayang harus segera disembuhkan Datuk...
Datuk Garang : Sudahlah cepat jemput Bomo yang Mak Inang bilang itu.
MAK INANG MENJEMPUT BOMO MUDA YANG TAK LAIN ADALAH NANDUNG YANG MENYAMAR. NANDUNG MENARI DAN MENYANYI SAMBIL MENGAYUN-AYUNKAN MAYANG PINANG. DALAM BUAIAN DUPA DAN ASAP KEMENYAN, NANDUNG BERHASIL MELARIKAN MAYANG SEBELUM SAMARANNYA KETAHUAN.
MALANG NANDUNG DITANGKAP PASUKAN DATUK JABUT. NANDUNG KALAH. KERIS DATUK JABUT MENEMBUS JANTUNGNYA. NANDUNG TEWAS DALAM PELUKAN MAYANG. MAYANG MENCABUT KERIS DARI DADA NANDUNG, SEKALI HUJAM, MAYANG MENYUSUL NANDUNG KEKASIHNYA.
Dt.Garang menikam Dt.Jabat karena minta kembali upeti pinangan. Dan Dt.Garang tewas ditikam pengawal Dt. Jabat. Cerita......
SELESAI

2011 APRIL27.

IMAGO & ALIF MENTASKAN:

NANDUNG
MENGAIL PETAKA CINTA
Naskah : D. Rivai Harahap.
Adegan I.
NANDUNG PEMUDA MISKIN YANG BERSUARA MERDU. TIAP PULANG DARI MELAUT , NANDUNG BERSENANDUNG MEMBUNUH SEPI SAAT BERJALAN SENDIRI DIGELAPNYA MALAM. NYANYIAN NANDUNG PULANG DARI MELAUT TERNYATA JADI PEMIKAT YANG MELULUH LANTAKKAN PERASAAN MAYANG DARA DESA TEPI LAUT YANG MEMILIKI AYAH BERNAMA DATUK GARANG.
BILA NANDUNG PULANG TETAP MELINTAS DI DEPAN RUMAH MAYANG.
Mayang : mak Inang, siapa pemuda itu Mak Inang?
Mak Inang : Pemuda yang mana Mayang? “
Mayang : Itu. Mak Inang tengoklah kemari.
Mak Inang : Ooo, itu....
Mayang : Mak Inang kenal ?
Mak Inang : tentulah Mak Inang mengenalnya, Mayang...Itulah si Nandung pemuda yang pernah Mak ceritakan dulu itu.
Mayang : Jadi?
Mak Inang : Iya. Suara si Nandung itulah yang acap kita dengar bila dia pulang dari melaut....Si Nandung itu anak muda yang soleh. Ia anak yang patuh dan sayang sama Maknya....Tapi....
Mayang : Tapi mengapa Mak Inang?
Mak Inang : Dia anak orang susah...Dia anak orang tak berpunya...nandung anak orang miskin Mayang...
Mayang : Susah? Miskin?
Mak Inang : Iya Mayang....ayahnya tewas ditelan gelombang sebulan lalu. Maknya idup dari menganyam tikar pandan....Sedangkan Nandung, seperti yang kita tengok, mencari makan diganasnya buai ombak dilautan.....
SAYUP-SAYUP TERDENGAR SUARA NANDUNG DIKEJAUHAN.

SEKELOMPOK ORANG-ORANG BERTERIAK-TERIAK DI HALAMAN RUMAH DATUK GARANG. MEREKA MEMPROTES DATUK GARANG YANG TIDAK MEMPERHATIKAN NASIB MEREKA SEBAGAI RAKYAT.
Orang 1 : Datuk mestinya bertindak adil ! Datuk jangan berpihak pada pendatang !
Ramai-ramai : Betul ! Datuk jangan berpihak pada pendatang ! Datul harus adil !
Orang 1 : Datuk mestinya memperhatikan kami !
Ramai-ramai : Ya ! Datuk harusnya memperhatikan kami ! Bukan orang pendatang !
SUASANA SEMAKIN MEMANAS. DATUK GARANG YANG BERKUASA TAK KUNJUNG MENAMPAKKAN DIRINYA DIHADAPAN RAKYAT YANG MEMEROTESNYA.
ORANG MENARI DAN MENYANYI. ADA YANG MEMUKUL-MUKUL KALENG, BATU DAN BATOK KELAPA.
Orang 2 : Datuk ! Keluarlah !
Orang 3 : Datuk keluarlah! Datuk jangan mengeram macam ayam dilumbung padi !
Orang 1 : Kami perlu keadilan! Kami perlu Datuk jangan bedakan kami pendudUk negeri Dan orang-orang pendatang !
Orang 3 : Datuk keluarlahlah ! Hadapi kami secara jantan !
BEBERAPA PENGAWAL DATUK GARANG MUNCUL DARI KIRI DAN KANAN. PENGAWAL MEMBAWA SENJATA DAN PENTUNGAN. SATUAN PENGAWAL DATUK GARANG BERUSAHA MEMBUBARKAN ORANG-ORANG. KERUSUHAN BERBUAH MALAPETAKA TAK DAPAT DIHINDARI.
Mayang Sari : Hentikan ! Hentikan !
Orang 1 : Saudara-saudara sekalian, inilah anak gadis Datuk Garang itu. Tangkap dan ikat dia ditiang !
Mayang Sari : Mak Inang tolong....Tolong....
Mak Inang : Lepaskan ! Lepaskan Mayang Sari ! Tolong! Tolong!
Nandung : Lepaskan anak perempuan itu ! Yang bersalah ayahnya, Datuk Garang, bukan dia !
Orang 1 : Kalau Datang Garang bersedia menerima kedatangan kita, barulah anak gadisnyayang molek ini kta lepaskan Nandung. Tapi, bila Datuk Garang tak berkenan menemui kita, si Molek ini yang akan jadi jaminannya.
Orang3 : Kita pengapakan bagusnya anak gadis Datuk Garang ini saudara-saudara ?
Orang 1 : Buang ke laut ! Buang ke laut !
Ramai-ramai : Buang ke laut ! Buang ke laut !
Orang 2 : Biarkan tubuh moleknya disantap hiu !
Ramai-ramai : Biarkan tubuh moleknya di santap hiu !
Nandung : Dengar ! Dengarkan aku !
Orang 3 : Apa lagi Nandung, sudahlah....Ikuti saja apa kata orang banyak...
Nandung : Membiarkan tubuh molek anak Datuk Garang jadi santapan hiu, tidak akan menyelesaikan masalah....Malah persoalan dapat jadi bertambah menyulitkan kita dibelakang hari ! Percayalah !
Mayang Sari : Tidak ! Tidak ! Lepaskan aku ! Lepaskan !
Mak Inang : Lepaskan Mayang Sari ! Lepaskan ! Kalian jangan semena-mena !
DATUK JABUT ORANG KAYA TERNAMA DARI KAMPUNG LAIN MASUK BERSAMA PENGAWALNYA.
Datuk Jabut : Lepaskan perempuan itu ! Tidak tahu malu ! Tidak beradat ! Beraninya sama perempuan ! Hadapi aku kalau kalian berani !
Orang 3 : Ikan sembilang di dalam lumpur, buah rumbia asam rasanya, Tuan yang datang jangan campur, ini urusan orang-orang muda !
Datuk Jabut : Aih ! Buah rumbia asam rasanya, enak disantap dengan petai, Lempar segepok sebagai tanda, agar semua urusan dapat selesai....
PENGAWAL DATUK JABUT MELEMPARKAN SEGEPOK UANG TUNAI KEPADA ORANG-ORANG.
Orang 3 : Lepaskan putri datuk Garang sekarang juga !
ORANG-ORANG MELEPASKAN MAYANG SARI. MAYANG LARI MEMELUK MAK INANG. MAYANG MENANGIS DALAM PELUKAN MAK INANG.
Nandung : Mak Inang, lekaslah Mak Inang bawa Mayang masuk ke dalam sebelum orang-orang berubah fikiran...
Mak Inang : Mayang, mari kita masuk kedalam....
Mayang Sari : Nandung, terima kasih....Engkau orang pemberani, engkau bijak dan bestari, semua jasa-jasa kamu ini, tak akan aku lupa sampai mati....
Datuk Jabut : Aih ! Segepok uang tanda berdamai Mayang.....Uang siapa ?
Ramai-ramai : Uang Datuk Jabut !
Datuk Jabut : Nah ! Padakulah adinda Mayang harusnya berterima kasih !
Ramai-ramai : Betul Datuk !
Datuk Jabat : Bukan kepada pemuda miskin yang baunya hapak ini !
Ramai-ramai : Betul datuk !
NANDUNG MENAHAN PERASAANNYA. NANDNG DAN ORANG-ORANG MEMILIH PERGI MENJAUHI DATUK JABUT.
Datuk Jabut : Tunggu ! Jangan pergi dulu ! Persoalan kita belum selesai !
Nandung : Persoalan apa Datuk ?
Datuk Jabut : Persoalan Mayang Sari !
Nandung : Ada apa dengan Mayang Sari Datuk ?
Datuk Jabut : Ada apa dengan Mayang Sari ? Bedebah benar engkau ini ! Kura-kura dalam perahu, sudah gaharu cendana pula, pura-pura tidak tahu, bikin pusing kepala saja ! Pengawal ! Tangkap dia ! Tangkap perusuh ini !
NANDUNG DAN TEMAN-TEMANNYA MELAWAN. PERKELAHIAN TAK TERELAKKAN. MAYANG DAN MAK INANG MENYAKSIKAN DARI TERAS RUMAH DATUK GARANG.
Mayang Sari : Mak Inang, tengoklah...Ternyata si Nandung tidak hanya panda bersenandung, tapi dia juga sangat pandai berkelahi !
Mak Inang : Rata-rata semua pemuda di kampung kita ini pandai berkelahi Mayang...
Mayang Sari : Iyakah ?
Mak Inang : Mayang tengkolah sendiri betapa lincah dan handalnya si Nandung itu. Tak percuma kalau si Nandunglah yang menjadi pilihan cinta Mayang....
Mayang Sari : Mak Inang....Macam tahu saja.....
Mak Inang : Mayang, cepat kita masuk. Ayahanda Mayang datang !
MAYANG DAN MAK INANG MASUK. DATUK GARANG TAMPAK DATANG DARI ARAH KANAN BERSAMA PENGAWALNYA.
Datuk Garang : Berhenti ! Berhenti ! Ada apa ribut-ribut dihalaman rumah besarku !
NANDUNG DAN TEMAN-TEMANNYA MELARIKAN DIRI BEGITU MELIHAT DATUK GARANG DATANG. TIDAK DENGAN DATUK JABUT. IA MENANTANG DATUK GARANG DENGAN SOMBONGNYA KARENA DATUK JABUT BELUM MENGENAL SIAPA YANG TEGAK DIHADAPANNYA.
Datuk Garang : Menantang aku ? Menantang Datuk Garang orang berkuasa di halaman rumahku ini ?
Datuk Jabut : Datuk Garang ? Jadi ini orang tersohor yang namanya begitu bergaung sampai ke Kampung Lain diluar sana? Maaf. Maafkan kelancangan dan keangkuhan kami Datuk. Harusnya ini tak boleh terjadi andai saja kami tahu yang dihadapan kami adalah Datuk garang, ayah dari Mayang Sari putri molek yang kecantikannya tak ada tanding sampai ke seberang....
Datuk Garang : Mayang ? Apa yang terjadi dengan Mayang ? Mak Inang ! Mak Inang !
Mak Inang : (MUNCUL ) Saya Datuk...
Datuk Garang : Oh..Ternyata kau masih diatas sana Mak Inang. Mana Mayang anakku semata wayang?
Mak Inang : Ada Datuk. Ini disebelah saya.
Datuk Garang : Mayang...Kau tidak apa-apa, Sayang...
Mayang : Kenapa ayahanda terlalu mencemaskan ananda? Ada apa sebenarnya?
Datuk Garang : Tentulah ayah mencemaskan ananda. Ayah tak mau ananda lebur kedalam gelombang rayuan pemuda yang tak berharta.
Mayang : Ayah !
Datuk Garang : Jangan gusar dulu ananda. Sebelum ananda menentukan pilihan, dalam waktu yang tidak lama lagi, akan datang keluarga Datuk Gobang menanyakan...
Mayang : Ti-tidak ayah ! Ananda belum mau menikah !
Datuk Garang : Mayang ! Ayah belum selesai ! Dengarkan dulu semua penjelasa Ayah !
Ayah : Tidak Ayah! Mayang hanya mau kawin dengan pemuda pilihan Mayang sendiri!
DATUK JABUT COBA MEREDAKAN AMARAH DATUK GARANG.
Datuk Jabut : Sabar Datuk....Sekarang ini bukan lagi zamannya memaksa anak kawin dengan pilihan orang tua.
OrangRamai : Betul! Betul Datuk ! Sekarang ini bukan zamannya lagi memaksa anak kawin dengan pilihan orang tua !
Datuk Garang : Bedebah kalian ! Aku tidak memerlukan pendapat kalian ! Mayang anakku ! Jadi aku yang berhak menentukan siapa yang menjadi jodoh anakku ! Paham ?
Datuk Jabut : Tidak selamanya seperti yang Datuk inginkan itu.
Datuk Garang : Maksud Datuk ?
Datuk Jabut : Adakan Datuk tidak paham...
Datuk Garang : Bagaimna aku mau paham, Datuk saja baru hari ini aku kenal.
Datuk Jabut : Itulah kesalahan Datuk...
Datuk Garang : salah ? Aku salah ? Aku salah mencarikan sendiri jodoh untuk anakku?
Datuk Jabut : Kesalahan Datuk adalah karena baru hari ini mengenal aku.
Datuk Garang : Daun pandan banyak durinya, tergores tangan rasanya nyeri, satu pertanyaan saya, apa maksud sebenarnya datang kesini?
Datuk Jabut : Itu dia !Tegores duri rasanya nyeri, ambil kapas oleskan obat, Datuk Jabut nama kami, haram pulang sebelum Mayang kami dapat.
Datuk Garang : Apa?
Orang Ramai : Haram pulang sebelum Mayang Sari mereka dapat, Datuk...
Datuk Garang : Aku bernama Datuk Garang, penguasa negeri Bencah Menggelegak, wahai Datuk yang berani meminang, bekacalah dulu sebelum aku bikin payah tegak...
Datuk Jabut : Wahai Datuk calon mertuaku yang garang, ambil ini untuk pegangan, keris boleh disisip dipinggang, berfikirlah dua kali Datuk bila mencari tandingan..Datuk, yang kami berikan pada Datuk itu seuncang mainan emas berlian sebagai hadiah buat calon siteri kami yang ke delapan....
Datuk Garang : Emas berlian? Isteri kedelapan?
Orang Ramai : Itulah yang kami dengar Datuk.
Datuk jabut : Lusa kami datang lagi membawa segoni uang untuk perhelatan tujuh hari tujuh malam....
Mayang : Ayah ! Jangan terima pemberiannya itu ! Mayang tidak sudi kawin dengan laki-laki tua bangka itu ! Nandung, tolong selamatkan aku...Tolong...
Datuk Garang : Mayang ! Jangan berhiba pada orang yang tidak kamu kenal.
Mayang : Aku mengenalnya ayah. Laki-laki muda ini Nandung yang selalu bersenandung bila pulang dari melaut tengah-tengah malam...Aku mencintainya ayah...
Datuk Jabut : Mencintainya? Cuih ! Langkahi dulu mayatku bila dia mampu mendapatkan Mayang yang akan menjadi isteriku kedelapanku!
Mayang : Aku tidak sudi tua Bangka ! Nandung adalah calon suami sahku!
MENGEJAR NANDUNG DAN MEMELUKNYA.
Datuk Garang : Jangan kau sentuh anakku !
Nandung : Sabar Mayang. Sabar. Kalau kita memang berjodoh,t ak ada yang dapat menghalangi kita....
Datuk Garang : Seret anak muda jelebau ini keluar dari halaman rumahku! Mak Inang, kurung Mayang di dalam kamarnya.
Mayang :Lepaskan ! Lepaskan...( Orang-orang menyeret Mayang. Mak Inang tak dapat berbuat apa-apa)
SAYUP-SAYUP TERDENGAR SUARA SENANDUNG . DEBUR OMBAK MEMBAHANA. MAYANG TAMPAK DITERAS MENATAP KESEPIAN .
Mayang : Mak Inang. Tidakkah itu suara Nandung ?
Mak Inang : Suara Nandung begitu manyayat perasaan, Mayang. Kasihan dia...
Mayang : Mak Inang, aku sangat mencintainya. Aku sangat merindukannya....
Mak Inang : Mak Inang ada akal, Mayang....
Mayang : Ceritakan Mak Inang....
MAK INANG MEMBISIKKAN SESUATU KE TELINGA MAYANG. MAYANG TERSENYUM.
Mayang : Cepat Mak Inang. Cepat....Kabarkan segera pada ayahanda....
MAK INANG BERTERIAK-TERIAK SEOLAH ADA HAL YANG SANGAT MENCEMASKAN TERJADI PADA MAYANG SARI. DATUK GARANG DATANG TERGOPOH-GOPOH.
Datuk Garang : Ada apa? Ada apa?
Mak Inang : Mayang Datuk...Mayang....
Datuk Garang : Ha? Mayang kenapa?
Mak Inang : Mayang-Mayang...Mayang sakit datuk.....Mayang sakit ingatan, datuk....
Datuk : Apa? Anakku sakit ingatan?
Mayang : ( Muncul sambil menari dan menyanyi. Rambutnya awut-awutan)
Datuk : Mayang...Mayang....Ada apa anakku? Ada apa?
Mayang : Diam! Diam kau laki-laki tua bangka! Aku tidak sudi kawin denganmu!
Datuk : Mayang, ini ayahmu....Ini ayah.....
Mayang : Bukan! Bukan! Kau laki-laki tua bangka pemangsa anak perawan! Pergi!
Datuk : Mak Inang, sejak bila Mayang berubah seperti ini?
Mayang : Sejak tadi malam, Datuk....
Datuk : Kalau begitu, cepat carikan bomo pandai untuk mengobati anakku ini!
ORANG-ORANG DATUK SIBUK. BEBERAPA BOMO DIDATANGKAN. BOMO PERTAMA GAGAL.
BOMO KEDUA JUGA GAGAL. KETIGA LEBIH PARAH. BOMO JADI MAINAN MAYANG. BOMO KE TIGA LARI TERBIRIT-BIRIT.
Datuk Garang : Apa tak lagi ada orang pandai ditempat kita ini?
Mak Inang : A-ada Datuk.
Datuk Garang : Ada? Kalau ada cepat bawa kemari! Kalau Mayang dapat sembuh, sehat seperti semula, kalau dia bomo yang tua renta, ia akan aku jadikan saudara. Tapi bila bomo yang dapat menyembuhkan Mayang orangnya muda, bila Mayang mau...
Mak Inang : Kalau muda Datuk akan jodohkan Mayang sama Bomo muda?
Datuk Garang : Iya. Iya....Ta-tapi....Mayang sudah akan aku kawinkan sama Datuk Jabut...
Mak Inang : Mayang harus segera disembuhkan Datuk...
Datuk Garang : Sudahlah cepat jemput Bomo yang Mak Inang bilang itu.
MAK INANG MENJEMPUT BOMO MUDA YANG TAK LAIN ADALAH NANDUNG YANG MENYAMAR. NANDUNG MENARI DAN MENYANYI SAMBIL MENGAYUN-AYUNKAN MAYANG PINANG. DALAM BUAIAN DUPA DAN ASAP KEMENYAN, NANDUNG BERHASIL MELARIKAN MAYANG SEBELUM SAMARANNYA KETAHUAN.
MALANG NANDUNG DITANGKAP PASUKAN DATUK JABUT. NANDUNG KALAH. KERIS DATUK JABUT MENEMBUS JANTUNGNYA. NANDUNG TEWAS DALAM PELUKAN MAYANG. MAYANG MENCABUT KERIS DARI DADA NANDUNG, SEKALI HUJAM, MAYANG MENYUSUL NANDUNG KEKASIHNYA.
Dt.Garang menikam Dt.Jabat karena minta kembali upeti pinangan. Dan Dt.Garang tewas ditikam pengawal Dt. Jabat. Cerita......
SELESAI

2011 APRIL27.

ALIF & IMAGO MENTAS


MALAM TANGGAL 28 Mai 2011 (malam), Teater Imago Medan yang di sutradarai oleh D. Rivai Harahap mementaskan naskah " Nandong Mengail Petaka Cinta " di halaman parkir Taman Budaya Sumatera Utara dengan sukses.Keberhasilan yang belum sempurna itu dimainkan oleh Senior Teater Alif yang telah bergabung di Teater Imago Medan selama beberapa tahun. Seperti Adek Darma, Sulaiman, Guntur Siturus dan Dirman, memperkuat teater Alif yang kini deketuai oleh Umroh Pasaribu yang juga ikut bermain sebaai Orang Pertama bersama teman seangkatannya Farah, Indra dan Suri yang malam itu bermain cukup bagus. Begitu juga dengan Adek Darma dan Sulaiman yang di kampus di kenal dengan panggilan 'Sulek' , walau belum komunikatip, kerja sama antar pemain yang berjumlah 15 orang itu terjalin sangat kompak.Malam itu urutan pendukung lakon adalah:

1. Datuk Garang.................Adek Darma
2. Datuk Jabat....................Sulaiman.
3. Nandung........................Dede Indra Trianta.
4. Mayang..........................Nur’Atika Suri.
5. Mak Inang.....................Farah Reyhan Husein.
6. Orang I..........................Umroh Pasaribu.
7. Orang II.........................Guntur Sitorus.
8. Pengawal.......................Yusuf Lubis.
9. Bomo 1..........................Syawal.
10. Pengawal........................Boy Pane.

Mudah-mudahan untuk dipementasan yang akan datang di Taman Budaya, Teater Alif dapat tampil lebih baik lagi. Selamat buat Alif, giatlah berlatih, karena berlatih teater dapat mencerdaskan diri.

TEATER IMAGO & TEATER ALIF PENTASKAN :

Sulaiman,Adel dan Apri
NANDUNG
MENGAIL PETAKA CINTA
Naskah : D. Rivai Harahap.
Adegan I.
NANDUNG PEMUDA MISKIN YANG BERSUARA MERDU. TIAP PULANG DARI MELAUT , NANDUNG BERSENANDUNG MEMBUNUH SEPI SAAT BERJALAN SENDIRI DIGELAPNYA MALAM. NYANYIAN NANDUNG PULANG DARI MELAUT TERNYATA JADI PEMIKAT YANG MELULUH LANTAKKAN PERASAAN MAYANG DARA DESA TEPI LAUT YANG MEMILIKI AYAH BERNAMA DATUK GARANG.
BILA NANDUNG PULANG TETAP MELINTAS DI DEPAN RUMAH MAYANG.
Mayang : mak Inang, siapa pemuda itu Mak Inang?
Mak Inang : Pemuda yang mana Mayang? “
Mayang : Itu. Mak Inang tengoklah kemari.
Mak Inang : Ooo, itu....
Mayang : Mak Inang kenal ?
Mak Inang : tentulah Mak Inang mengenalnya, Mayang...Itulah si Nandung pemuda yang pernah Mak ceritakan dulu itu.
Mayang : Jadi?
Mak Inang : Iya. Suara si Nandung itulah yang acap kita dengar bila dia pulang dari melaut....Si Nandung itu anak muda yang soleh. Ia anak yang patuh dan sayang sama Maknya....Tapi....
Mayang : Tapi mengapa Mak Inang?
Mak Inang : Dia anak orang susah...Dia anak orang tak berpunya...nandung anak orang miskin Mayang...
Mayang : Susah? Miskin?
Mak Inang : Iya Mayang....ayahnya tewas ditelan gelombang sebulan lalu. Maknya idup dari menganyam tikar pandan....Sedangkan Nandung, seperti yang kita tengok, mencari makan diganasnya buai ombak dilautan.....
SAYUP-SAYUP TERDENGAR SUARA NANDUNG DIKEJAUHAN.

SEKELOMPOK ORANG-ORANG BERTERIAK-TERIAK DI HALAMAN RUMAH DATUK GARANG. MEREKA MEMPROTES DATUK GARANG YANG TIDAK MEMPERHATIKAN NASIB MEREKA SEBAGAI RAKYAT.
Orang 1 : Datuk mestinya bertindak adil ! Datuk jangan berpihak pada pendatang !
Ramai-ramai : Betul ! Datuk jangan berpihak pada pendatang ! Datul harus adil !
Orang 1 : Datuk mestinya memperhatikan kami !
Ramai-ramai : Ya ! Datuk harusnya memperhatikan kami ! Bukan orang pendatang !
SUASANA SEMAKIN MEMANAS. DATUK GARANG YANG BERKUASA TAK KUNJUNG MENAMPAKKAN DIRINYA DIHADAPAN RAKYAT YANG MEMEROTESNYA.
ORANG MENARI DAN MENYANYI. ADA YANG MEMUKUL-MUKUL KALENG, BATU DAN BATOK KELAPA.
Orang 2 : Datuk ! Keluarlah !
Orang 3 : Datuk keluarlah! Datuk jangan mengeram macam ayam dilumbung padi !
Orang 1 : Kami perlu keadilan! Kami perlu Datuk jangan bedakan kami pendudUk negeri Dan orang-orang pendatang !
Orang 3 : Datuk keluarlahlah ! Hadapi kami secara jantan !
BEBERAPA PENGAWAL DATUK GARANG MUNCUL DARI KIRI DAN KANAN. PENGAWAL MEMBAWA SENJATA DAN PENTUNGAN. SATUAN PENGAWAL DATUK GARANG BERUSAHA MEMBUBARKAN ORANG-ORANG. KERUSUHAN BERBUAH MALAPETAKA TAK DAPAT DIHINDARI.
Mayang Sari : Hentikan ! Hentikan !
Orang 1 : Saudara-saudara sekalian, inilah anak gadis Datuk Garang itu. Tangkap dan ikat dia ditiang !
Mayang Sari : Mak Inang tolong....Tolong....
Mak Inang : Lepaskan ! Lepaskan Mayang Sari ! Tolong! Tolong!
Nandung : Lepaskan anak perempuan itu ! Yang bersalah ayahnya, Datuk Garang, bukan dia !
Orang 1 : Kalau Datang Garang bersedia menerima kedatangan kita, barulah anak gadisnyayang molek ini kta lepaskan Nandung. Tapi, bila Datuk Garang tak berkenan menemui kita, si Molek ini yang akan jadi jaminannya.
Orang3 : Kita pengapakan bagusnya anak gadis Datuk Garang ini saudara-saudara ?
Orang 1 : Buang ke laut ! Buang ke laut !
Ramai-ramai : Buang ke laut ! Buang ke laut !
Orang 2 : Biarkan tubuh moleknya disantap hiu !
Ramai-ramai : Biarkan tubuh moleknya di santap hiu !
Nandung : Dengar ! Dengarkan aku !
Orang 3 : Apa lagi Nandung, sudahlah....Ikuti saja apa kata orang banyak...
Nandung : Membiarkan tubuh molek anak Datuk Garang jadi santapan hiu, tidak akan menyelesaikan masalah....Malah persoalan dapat jadi bertambah menyulitkan kita dibelakang hari ! Percayalah !
Mayang Sari : Tidak ! Tidak ! Lepaskan aku ! Lepaskan !
Mak Inang : Lepaskan Mayang Sari ! Lepaskan ! Kalian jangan semena-mena !
DATUK JABUT ORANG KAYA TERNAMA DARI KAMPUNG LAIN MASUK BERSAMA PENGAWALNYA.
Datuk Jabut : Lepaskan perempuan itu ! Tidak tahu malu ! Tidak beradat ! Beraninya sama perempuan ! Hadapi aku kalau kalian berani !
Orang 3 : Ikan sembilang di dalam lumpur, buah rumbia asam rasanya, Tuan yang datang jangan campur, ini urusan orang-orang muda !
Datuk Jabut : Aih ! Buah rumbia asam rasanya, enak disantap dengan petai, Lempar segepok sebagai tanda, agar semua urusan dapat selesai....
PENGAWAL DATUK JABUT MELEMPARKAN SEGEPOK UANG TUNAI KEPADA ORANG-ORANG.
Orang 3 : Lepaskan putri datuk Garang sekarang juga !
ORANG-ORANG MELEPASKAN MAYANG SARI. MAYANG LARI MEMELUK MAK INANG. MAYANG MENANGIS DALAM PELUKAN MAK INANG.
Nandung : Mak Inang, lekaslah Mak Inang bawa Mayang masuk ke dalam sebelum orang-orang berubah fikiran...
Mak Inang : Mayang, mari kita masuk kedalam....
Mayang Sari : Nandung, terima kasih....Engkau orang pemberani, engkau bijak dan bestari, semua jasa-jasa kamu ini, tak akan aku lupa sampai mati....
Datuk Jabut : Aih ! Segepok uang tanda berdamai Mayang.....Uang siapa ?
Ramai-ramai : Uang Datuk Jabut !
Datuk Jabut : Nah ! Padakulah adinda Mayang harusnya berterima kasih !
Ramai-ramai : Betul Datuk !
Datuk Jabat : Bukan kepada pemuda miskin yang baunya hapak ini !
Ramai-ramai : Betul datuk !
NANDUNG MENAHAN PERASAANNYA. NANDNG DAN ORANG-ORANG MEMILIH PERGI MENJAUHI DATUK JABUT.
Datuk Jabut : Tunggu ! Jangan pergi dulu ! Persoalan kita belum selesai !
Nandung : Persoalan apa Datuk ?
Datuk Jabut : Persoalan Mayang Sari !
Nandung : Ada apa dengan Mayang Sari Datuk ?
Datuk Jabut : Ada apa dengan Mayang Sari ? Bedebah benar engkau ini ! Kura-kura dalam perahu, sudah gaharu cendana pula, pura-pura tidak tahu, bikin pusing kepala saja ! Pengawal ! Tangkap dia ! Tangkap perusuh ini !
NANDUNG DAN TEMAN-TEMANNYA MELAWAN. PERKELAHIAN TAK TERELAKKAN. MAYANG DAN MAK INANG MENYAKSIKAN DARI TERAS RUMAH DATUK GARANG.
Mayang Sari : Mak Inang, tengoklah...Ternyata si Nandung tidak hanya panda bersenandung, tapi dia juga sangat pandai berkelahi !
Mak Inang : Rata-rata semua pemuda di kampung kita ini pandai berkelahi Mayang...
Mayang Sari : Iyakah ?
Mak Inang : Mayang tengkolah sendiri betapa lincah dan handalnya si Nandung itu. Tak percuma kalau si Nandunglah yang menjadi pilihan cinta Mayang....
Mayang Sari : Mak Inang....Macam tahu saja.....
Mak Inang : Mayang, cepat kita masuk. Ayahanda Mayang datang !
MAYANG DAN MAK INANG MASUK. DATUK GARANG TAMPAK DATANG DARI ARAH KANAN BERSAMA PENGAWALNYA.
Datuk Garang : Berhenti ! Berhenti ! Ada apa ribut-ribut dihalaman rumah besarku !
NANDUNG DAN TEMAN-TEMANNYA MELARIKAN DIRI BEGITU MELIHAT DATUK GARANG DATANG. TIDAK DENGAN DATUK JABUT. IA MENANTANG DATUK GARANG DENGAN SOMBONGNYA KARENA DATUK JABUT BELUM MENGENAL SIAPA YANG TEGAK DIHADAPANNYA.
Datuk Garang : Menantang aku ? Menantang Datuk Garang orang berkuasa di halaman rumahku ini ?
Datuk Jabut : Datuk Garang ? Jadi ini orang tersohor yang namanya begitu bergaung sampai ke Kampung Lain diluar sana? Maaf. Maafkan kelancangan dan keangkuhan kami Datuk. Harusnya ini tak boleh terjadi andai saja kami tahu yang dihadapan kami adalah Datuk garang, ayah dari Mayang Sari putri molek yang kecantikannya tak ada tanding sampai ke seberang....
Datuk Garang : Mayang ? Apa yang terjadi dengan Mayang ? Mak Inang ! Mak Inang !
Mak Inang : (MUNCUL ) Saya Datuk...
Datuk Garang : Oh..Ternyata kau masih diatas sana Mak Inang. Mana Mayang anakku semata wayang?
Mak Inang : Ada Datuk. Ini disebelah saya.
Datuk Garang : Mayang...Kau tidak apa-apa, Sayang...
Mayang : Kenapa ayahanda terlalu mencemaskan ananda? Ada apa sebenarnya?
Datuk Garang : Tentulah ayah mencemaskan ananda. Ayah tak mau ananda lebur kedalam gelombang rayuan pemuda yang tak berharta.
Mayang : Ayah !
Datuk Garang : Jangan gusar dulu ananda. Sebelum ananda menentukan pilihan, dalam waktu yang tidak lama lagi, akan datang keluarga Datuk Gobang menanyakan...
Mayang : Ti-tidak ayah ! Ananda belum mau menikah !
Datuk Garang : Mayang ! Ayah belum selesai ! Dengarkan dulu semua penjelasa Ayah !
Ayah : Tidak Ayah! Mayang hanya mau kawin dengan pemuda pilihan Mayang sendiri!
DATUK JABUT COBA MEREDAKAN AMARAH DATUK GARANG.
Datuk Jabut : Sabar Datuk....Sekarang ini bukan lagi zamannya memaksa anak kawin dengan pilihan orang tua.
OrangRamai : Betul! Betul Datuk ! Sekarang ini bukan zamannya lagi memaksa anak kawin dengan pilihan orang tua !
Datuk Garang : Bedebah kalian ! Aku tidak memerlukan pendapat kalian ! Mayang anakku ! Jadi aku yang berhak menentukan siapa yang menjadi jodoh anakku ! Paham ?
Datuk Jabut : Tidak selamanya seperti yang Datuk inginkan itu.
Datuk Garang : Maksud Datuk ?
Datuk Jabut : Adakan Datuk tidak paham...
Datuk Garang : Bagaimna aku mau paham, Datuk saja baru hari ini aku kenal.
Datuk Jabut : Itulah kesalahan Datuk...
Datuk Garang : salah ? Aku salah ? Aku salah mencarikan sendiri jodoh untuk anakku?
Datuk Jabut : Kesalahan Datuk adalah karena baru hari ini mengenal aku.
Datuk Garang : Daun pandan banyak durinya, tergores tangan rasanya nyeri, satu pertanyaan saya, apa maksud sebenarnya datang kesini?
Datuk Jabut : Itu dia !Tegores duri rasanya nyeri, ambil kapas oleskan obat, Datuk Jabut nama kami, haram pulang sebelum Mayang kami dapat.
Datuk Garang : Apa?
Orang Ramai : Haram pulang sebelum Mayang Sari mereka dapat, Datuk...
Datuk Garang : Aku bernama Datuk Garang, penguasa negeri Bencah Menggelegak, wahai Datuk yang berani meminang, bekacalah dulu sebelum aku bikin payah tegak...
Datuk Jabut : Wahai Datuk calon mertuaku yang garang, ambil ini untuk pegangan, keris boleh disisip dipinggang, berfikirlah dua kali Datuk bila mencari tandingan..Datuk, yang kami berikan pada Datuk itu seuncang mainan emas berlian sebagai hadiah buat calon siteri kami yang ke delapan....
Datuk Garang : Emas berlian? Isteri kedelapan?
Orang Ramai : Itulah yang kami dengar Datuk.
Datuk jabut : Lusa kami datang lagi membawa segoni uang untuk perhelatan tujuh hari tujuh malam....
Mayang : Ayah ! Jangan terima pemberiannya itu ! Mayang tidak sudi kawin dengan laki-laki tua bangka itu ! Nandung, tolong selamatkan aku...Tolong...
Datuk Garang : Mayang ! Jangan berhiba pada orang yang tidak kamu kenal.
Mayang : Aku mengenalnya ayah. Laki-laki muda ini Nandung yang selalu bersenandung bila pulang dari melaut tengah-tengah malam...Aku mencintainya ayah...
Datuk Jabut : Mencintainya? Cuih ! Langkahi dulu mayatku bila dia mampu mendapatkan Mayang yang akan menjadi isteriku kedelapanku!
Mayang : Aku tidak sudi tua Bangka ! Nandung adalah calon suami sahku!
MENGEJAR NANDUNG DAN MEMELUKNYA.
Datuk Garang : Jangan kau sentuh anakku !
Nandung : Sabar Mayang. Sabar. Kalau kita memang berjodoh,t ak ada yang dapat menghalangi kita....
Datuk Garang : Seret anak muda jelebau ini keluar dari halaman rumahku! Mak Inang, kurung Mayang di dalam kamarnya.
Mayang :Lepaskan ! Lepaskan...( Orang-orang menyeret Mayang. Mak Inang tak dapat berbuat apa-apa)
SAYUP-SAYUP TERDENGAR SUARA SENANDUNG . DEBUR OMBAK MEMBAHANA. MAYANG TAMPAK DITERAS MENATAP KESEPIAN .
Mayang : Mak Inang. Tidakkah itu suara Nandung ?
Mak Inang : Suara Nandung begitu manyayat perasaan, Mayang. Kasihan dia...
Mayang : Mak Inang, aku sangat mencintainya. Aku sangat merindukannya....
Mak Inang : Mak Inang ada akal, Mayang....
Mayang : Ceritakan Mak Inang....
MAK INANG MEMBISIKKAN SESUATU KE TELINGA MAYANG. MAYANG TERSENYUM.
Mayang : Cepat Mak Inang. Cepat....Kabarkan segera pada ayahanda....
MAK INANG BERTERIAK-TERIAK SEOLAH ADA HAL YANG SANGAT MENCEMASKAN TERJADI PADA MAYANG SARI. DATUK GARANG DATANG TERGOPOH-GOPOH.
Datuk Garang : Ada apa? Ada apa?
Mak Inang : Mayang Datuk...Mayang....
Datuk Garang : Ha? Mayang kenapa?
Mak Inang : Mayang-Mayang...Mayang sakit datuk.....Mayang sakit ingatan, datuk....
Datuk : Apa? Anakku sakit ingatan?
Mayang : ( Muncul sambil menari dan menyanyi. Rambutnya awut-awutan)
Datuk : Mayang...Mayang....Ada apa anakku? Ada apa?
Mayang : Diam! Diam kau laki-laki tua bangka! Aku tidak sudi kawin denganmu!
Datuk : Mayang, ini ayahmu....Ini ayah.....
Mayang : Bukan! Bukan! Kau laki-laki tua bangka pemangsa anak perawan! Pergi!
Datuk : Mak Inang, sejak bila Mayang berubah seperti ini?
Mayang : Sejak tadi malam, Datuk....
Datuk : Kalau begitu, cepat carikan bomo pandai untuk mengobati anakku ini!
ORANG-ORANG DATUK SIBUK. BEBERAPA BOMO DIDATANGKAN. BOMO PERTAMA GAGAL.
BOMO KEDUA JUGA GAGAL. KETIGA LEBIH PARAH. BOMO JADI MAINAN MAYANG. BOMO KE TIGA LARI TERBIRIT-BIRIT.
Datuk Garang : Apa tak lagi ada orang pandai ditempat kita ini?
Mak Inang : A-ada Datuk.
Datuk Garang : Ada? Kalau ada cepat bawa kemari! Kalau Mayang dapat sembuh, sehat seperti semula, kalau dia bomo yang tua renta, ia akan aku jadikan saudara. Tapi bila bomo yang dapat menyembuhkan Mayang orangnya muda, bila Mayang mau...
Mak Inang : Kalau muda Datuk akan jodohkan Mayang sama Bomo muda?
Datuk Garang : Iya. Iya....Ta-tapi....Mayang sudah akan aku kawinkan sama Datuk Jabut...
Mak Inang : Mayang harus segera disembuhkan Datuk...
Datuk Garang : Sudahlah cepat jemput Bomo yang Mak Inang bilang itu.
MAK INANG MENJEMPUT BOMO MUDA YANG TAK LAIN ADALAH NANDUNG YANG MENYAMAR. NANDUNG MENARI DAN MENYANYI SAMBIL MENGAYUN-AYUNKAN MAYANG PINANG. DALAM BUAIAN DUPA DAN ASAP KEMENYAN, NANDUNG BERHASIL MELARIKAN MAYANG SEBELUM SAMARANNYA KETAHUAN.
MALANG NANDUNG DITANGKAP PASUKAN DATUK JABUT. NANDUNG KALAH. KERIS DATUK JABUT MENEMBUS JANTUNGNYA. NANDUNG TEWAS DALAM PELUKAN MAYANG. MAYANG MENCABUT KERIS DARI DADA NANDUNG, SEKALI HUJAM, MAYANG MENYUSUL NANDUNG KEKASIHNYA.
Dt.Garang menikam Dt.Jabat karena minta kembali upeti pinangan. Dan Dt.Garang tewas ditikam pengawal Dt. Jabat. Cerita......
SELESAI
2011 APRIL27.

Minggu, 22 Mei 2011

AMUK TEATER UNIMED MEDAN

FESTIFAL TEATER GAYA LKK.UNIMED.
Kembali berlangsungnya festifal Teater dan berbagai lomba seni yang diselenggarakan LKK.Unimed seolah mencerahkan kembali minat menggeluti berbagai cabang seni bagi kaula muda yang kami saksikan sejak tanggal 18 Mai 2011 lalu di pelataran Auditorium Unimed Medan.
Berbagai lomba di tampilkan. Diantaranya lomba baca puisi pelajar, tari kreasi baru, musikalisasi puisi dan lomba teater Mahasiswa LKK.Unimed dan Pelajar SMA se kota Medan.
Acra yang diselenggarakan Mahasiswa Unimed itu memang cukup mendapat perhatian yang cukup dari kalangan orang muda. Seperti yang penulis saksikan di ajang lomba teater yang diikuti sembilan kelompok Mahasiswa Unimed dari jurusan Sastra dan Bahasa, ternyata mendapat perhatian yang cukup besar dari kalangan mahasiswa.
Lomba teater yang diselenggarakan tanggal 19 Mai 2011 s/d 20 Mai dipadati penonton yang datang sengaja untuk menonton pertunjukan teater. Lomba diawali penampilan LKK Hijau, Merah , Coklat, membawkan naskah berjudul “Orang Asing”, “Kopi Susu”,”Biel”,”Keparat”, “Maling”, Nyonya Nyonya”, “Pagi Bening”, dan “Penagih Hutang”.
Mencermati jalannya pertunjukan teater yang dimainkan oleh Mahasiswa-Mahasiswa Unimed yang berhasil dihimpun LKK.Unimed sebagai penerus generasi, ditahun 2011 ini ada sedikit penurunan kualitas dari penampilan mereka. Tidak pada menurunnya kemampuan bermain saja, tapi minat mahasiswa untuk terlibat menggeluti teater juga.
Lomba untuk kalangan pelajar, ternyata SMA Negeri 3 turun tidak hanya satu grup, tapi lebih dari satu yang ikut berlomba. Dan SMA Negeri 3 berhasil tampil sebagai pemenang lewat TEMUGA ‘A’ yang membawakan naskah ‘ HARAPAN IBU, HARAPAN BANGSA’ Yang sekali gus menempatkan Rika Febrianty yang memeran ibu hamil , dan M.Rahmulita yang memerankan Bapak menyabet aktor dan aktris terbaik versi Amuk Teater LKK Unimed di tahun 2011 . Sutradara dan artistik seta kelompok terbaik juga di raih oleh anak-anak pelajar dari SMAN 3 Medan. Selamat!
Untuk pelakon pembantu terbaik jatuh pada SMAN 4 yang membawakan lakon DOR’ karya Putu Widjaya, dan aktris pembantu terbaik dari SMAN 16, Sri Yunizar yang memerankan Sarmi.
Menurut Yondik Tanto, Suyadi San dan Darwis Rivai Harahap, menurunnya kwalitas dan kwatintas pelajar dalam menggeluiti seni akting, tidak lain adalah dikarenakan sekarang ini apresiasi guru kesenian untuk bidang teater memang dirasakan kurang begitu mendapat perhatian dari Kepala Sekolah dan guru lainnya.

AMUK TEATER UNIMED MEDAN

FESTIFAL TEATER GAYA LKK.UNIMED.
Kembali berlangsungnya festifal Teater dan berbagai lomba seni yang diselenggarakan LKK.Unimed seolah mencerahkan kembali minat menggeluti berbagai cabang seni bagi kaula muda yang kami saksikan sejak tanggal 18 Mai 2011 lalu di pelataran Auditorium Unimed Medan.
Berbagai lomba di tampilkan. Diantaranya lomba baca puisi pelajar, tari kreasi baru, musikalisasi puisi dan lomba teater Mahasiswa LKK.Unimed dan Pelajar SMA se kota Medan.
Acra yang diselenggarakan Mahasiswa Unimed itu memang cukup mendapat perhatian yang cukup dari kalangan orang muda. Seperti yang penulis saksikan di ajang lomba teater yang diikuti sembilan kelompok Mahasiswa Unimed dari jurusan Sastra dan Bahasa, ternyata mendapat perhatian yang cukup besar dari kalangan mahasiswa.
Lomba teater yang diselenggarakan tanggal 19 Mai 2011 s/d 20 Mai dipadati penonton yang datang sengaja untuk menonton pertunjukan teater. Lomba diawali penampilan LKK Hijau, Merah , Coklat, membawkan naskah berjudul “Orang Asing”, “Kopi Susu”,”Biel”,”Keparat”, “Maling”, Nyonya Nyonya”, “Pagi Bening”, dan “Penagih Hutang”.
Mencermati jalannya pertunjukan teater yang dimainkan oleh Mahasiswa-Mahasiswa Unimed yang berhasil dihimpun LKK.Unimed sebagai penerus generasi, ditahun 2011 ini ada sedikit penurunan kualitas dari penampilan mereka. Tidak pada menurunnya kemampuan bermain saja, tapi minat mahasiswa untuk terlibat menggeluti teater juga.
Lomba untuk kalangan pelajar, ternyata SMA Negeri 3 turun tidak hanya satu grup, tapi lebih dari satu yang ikut berlomba. Dan SMA Negeri 3 berhasil tampil sebagai pemenang lewat TEMUGA ‘A’ yang membawakan naskah ‘ HARAPAN IBU, HARAPAN BANGSA’ Yang sekali gus menempatkan Rika Febrianty yang memeran ibu hamil , dan M.Rahmulita yang memerankan Bapak menyabet aktor dan aktris terbaik versi Amuk Teater LKK Unimed di tahun 2011 . Sutradara dan artistik seta kelompok terbaik juga di raih oleh anak-anak pelajar dari SMAN 3 Medan. Selamat!
Untuk pelakon pembantu terbaik jatuh pada SMAN 4 yang membawakan lakon DOR’ karya Putu Widjaya, dan aktris pembantu terbaik dari SMAN 16, Sri Yunizar yang memerankan Sarmi.
Menurut Yondik Tanto, Suyadi San dan Darwis Rivai Harahap, menurunnya kwalitas dan kwatintas pelajar dalam menggeluiti seni akting, tidak lain adalah dikarenakan sekarang ini apresiasi guru kesenian untuk bidang teater memang dirasakan kurang begitu mendapat perhatian dari Kepala Sekolah dan guru lainnya.

Sabtu, 14 Mei 2011

BELUM MAKSIMAL


TEATER GENERASI DAN RUMAH KATAPENTASKAN NASKAH SATIR IDRIS SIREGAR
RAJA DAN RATU AIR BELUM MAKSIMAL
Agaknya penonton yang hadir malam tanggal 13 Mai 2011 kurang tertarik dengan suguhan Teater Generasi dalam membawakan naskah Idris Siregar yang berjudul “ Raja Dan Ratu Air” yang menceritakan pertentangan dua kubu ya ng akan menaikkan harga air. Awal adegan memang membuat sebagian penonton ‘gerr’ begitu menyaksikan adegan yang sedikit karikatural.
Ternyata kemampuan yang ada tidak mampu bertahan. Lakon yang dimainkan oleh anak-anak generasi , tepatnya saat Suyadi masuk, beberapa penonton meninggalkan kursinya. Jalannya adegan terasa sangat lamban. Keluar masuknya pemain dan pencahayaan yang kurang mendukung, ditambah ilustrasi musik yang belum mengenai sasaran, karya Idris Siregar itu sepertinya kurang mendapat porsi latihan yang maksimal.
Sebagai sutradara, Suyadi San belum menemukan bentuk yang ‘pas’ dalam mengangkat naskah Idris Siregar. Adegan yang ditempatkan di depan penonton barisan depan, sangat merugikan penonton yang duduk di tengah dan belakang. Penonton tak dapat melihat adegan yang terjadi di depan terkecuali melihat kepala dan bayangan badan penonton yang ada di barisan depan. Tidak nyaman. Sayang awal pertunjukan yang telah terbina mencair begitu saja dikarenakan sutradara harus mengarahkan dirinya sendiri pada waktu latihan.
Mudah-mudahan pada pertunjukan berikutnya, Teater Generasi dapat tampil maksimal.

Kamis, 05 Mei 2011




ADEGAN DARI KARYA D. RIVAI HARAHAP YANG BERJUDUL 'RAJA ULOK'

IMAGO DALAM FOTO



FOTO RAJA YANG - RAJA HONG SUTRADARA D. RIVAI HARAHAP. DIPENTASKAN DI GEDUNG UTAMA TAMAN BUDAYA MEDAN TAHUN 1910. PEMAIN: ADEK, APRI, ROS, SULAIMAN SULEK, GUNTUR, ARDI, IHKSAN, DLL.

IMAGO DALAM FOTO

FOTO RAJA YANG - RAJO HONG

Selasa, 03 Mei 2011

100 TAHUN PENYAIR AMIR HAMZAH

Dalam kata sambutannya. Dr. Sofyan Tan menyambut baik acara memperingati 100 tahun penyair Amir Hamzah yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Februari 2011 lalu di tempat yang sama, yaitu di Sekolah Sultan Iskandar Muda Pekan Sunggal Medan. Lomba yang diikuti sekolah Lanjutan Atas se-Sumut dan Aceh itu berhasil dimenangkan oleh sekolah dari Tanjung Balai, Binjai dan Medan.

Dalam arahan akhir, ketua Dewan Juri Idris Pasaribu mengatakan, lomba telah berhasil dimenangkan oleh pelajar dari Tanjung Balai, Binjai dan Medan, namun, hasil yang telah dicapai belum maksimal. Pemenang harus menyadari setiap kelemahan dan jangan cepat puas diri dengan kemenangan yang diperoleh, karena masih banyak lagi yang harus diperbaiki siswa dalam teknik bacaan, penghayatan dan irama puitik dari puisi yang dibacakan.

Untuk menampilkan tanggal 4 Mai 2011 pada upacara 100 Tahun Amkir Hamzah, Idris Pasaribu mengajak pemenang untuk berlatih di Taman Budaya Medan selama dua jam.

100 Tahun penyair Amir Hamzah


Amir Hamzah yang tewas dalam aksi brutal orang komunis dalam revolusi sosial di tahun 1947, diperingati oleh Perguruan Sultan Iskandar Muda Pimpinan DR. Sofyan Tan di sekolahnya tanggal 4 Mai 2011 lalu. Guna memeriahkan 100 tahun Raja Penyair itu, diadakan lomba baca puisi karya Amor Hamzah yang diikuti sekolah lanjutan ata se Sumatera Utara sejak tanggal 28 s/d 29 April di aula Sekolah Sultan Iskandar Muda. Ketua Dewan Juri, Idris Pasaribu mengumumkan hasil lomba baca puisi pelajar se sumatera Utara di menangkan sekolah dari Tanjung Balai, Binjai dan Medan. Juri terdiri dari Idris Pasaribu, D. Rivai Harahap dan Hendri Chaniago.

Selasa, 29 Maret 2011

opera batak

THOMSON HS MENCARI PASAR

Tilhang memang telah lama tiada. Namun warisannya berupa seni pertunjukan yang ia lakoni selama bertahun-tahun dalam membawakan cerita-cerita sedih dan gembira tetap berlanjut sampai kini.

Marsius Sihotang, yang telag melanglang buana kebanyak negeri seperti Amerika, Eropah. Jepang dan Australia, tidak membuat opera Batak bertahan sebagai seni pertunjukan yang diminati banyak orang. Opera Batak, seperti halnya sandiwara Keliling, Teater Modern, tetap tidak mampu meyakini penontonnya untuk datang memenuhi gedung perytunjukan yang ada.

Nama Thomson HS sebagai penggiat seni warisan Tilhang Gultom itu mementaskan cerita Si Johana di Gedung Utama Taman Budaya Medan beberapa waktu lalu di bulan Maret 2011. Tontonan yang di Sutradarai Thomson HS menggelitik dan menghibur. Lumayan sebagai tontonan, walau Baharuddin Saputra banyak yang tak paham dialog yang disampaikan karena mempergunakan bahasa Batak, Simalungun dan Karo.

Tapi pertunjukan itu bagus, ujar Bahar.

Rabu, 09 Maret 2011

OMONG - OMONG SASTRA DI BINJAI


Tanggal 6 (minggu ) Maret 2011 lalu, omong-omong sastra berlanjut dikediaman Saifuddin Lubis yang guru dan juga sastrawan. Sebelumnya, di bulan Februari minggu pertama acara serupa berlangsung di sastrawan Idris Siregar yang juga pegawai negeri.

Hadir dalam kesempatan OOS di rumah Saifuddin Lubis sastrawan Sulaiman Sambas, Damiri Mahmud, Norman Tamin, Datuk Ali Yusron dan D.Rivai Harahap.

Tampil menyampaikan makalah Yulhasni dan Wahyu Wiji Astuti berjudul Komunitas satra di Sumut dan Jejak Puisi Kontemporer
di Batin Penulis Muda Sumut.

Acara OOS di ulan berikutnya acara yang sama direncanakan ke rumah salah seorang mahasiswa yang hadir, di kawasan ps 2 Kec. Sei Rotan.

Sabtu, 05 Maret 2011

DUA TEMAN





DAMIRI MAHMUD DAN A. RAHIM QAHHAR ADALAH DUA TEMAN DARWIS RIFAI HARAHAP DI SMA. WIDIYASANA JALAN GB. YOSWA MEDAN TAHUN 1962 S/D 1963. DAMIRI SEJAK DIBANGKU SEKOLAH SUDAH AKTIF MENULIS PUISI YANG IA JILID SENDIRI. A. RAHIM QAHHAR SUDAH MENULIS CERPEN. BEBERAPA CERPENNYA SEMASA SEKOLAH DIMUAT DI MINGGUAN MIMBAR UMUM MEDAN. SEMENTARA DARWIS AKTIF BERMAIN TEATER DAN PENATA ARTISTIK DI SEKOLAH.

KINI KE TIGANYA TELAH BERUSIA 60 TAHUN LEBIH. TERKADANG KE TIGA TEMAN SEKELAS INI MASIH SERING BERTEMU DI TAMAN BUDAYA MEDAN. MEREKA BERTIGA ADALAH ORANG YANG BENAR-BENAR SETIA DENGAN DUNIA SENI YANG DIGELUTINYA.

MEREKA TELAH TIADA

Aldian Aripin, penyair Sumatera Utara telah menghadap Khaliknya di bulan Oktober 2010. Beberaqpa bulan kemudian selang beberapa minggu, menyusul Ben M.Pasaribu, seniman musik dan dosen di Unimed Medan. Ben menghadap Tuhan di usia muda. Beberapa minggu kemudian, di bulan Januari 2011, sahabat Aldian Aripin, Z. Pangaduan Lubis menyusulnya. ZPL juga menderita serangan strok seperti Aldian. Barani Nasution masih sempat mengantarkan zenazah Z.Pangaduan Lubis ke tempat peristrahatan terkahirnya di tanah wakaf Gang Sado Medan Perjuangan. Esoknya Barani berangkat ke Jakarta menemui anak-anak dan cucunya....Takdir berkehendak lain, Barani Nasution dipanggil Khaliknya di usia 69 tahun. Berselang beberapa hari, Antilan Purba pula yang di panggil Allah. Ia berjuang melawan sakit kanker yang dideritanya hampir dua tahun. Antilan telah menyusul saudara-suadaranya...Moga Allah memberi mereka tempat layak di sisiNya. Amin.

mereka telah tiada

Oktober 2010 Penyair Aldian Aripin berpulang. Menyusul Ben.M.Pasaribu, dosen musik di Unimed Medan. Januari 2011, seniman Zainuddin Pangaduan Lubis menyusul di usia 74 tahun. ZPL juga seperti Aldian Aripin, diusia 70 strok mengakrapi mereka. Barani Nasution masih sempat mengantarkan Z.Pangaduan Lubis ke tempat peristrahatannya yang terakhir. Esoknya Barani Nasution berangkat ke Jakarta mengunjungi anak-anak dan cucu-cucunya. Ternyata Allah menentukan lain. Rekan kita ini meninggal dunia karena serangan jantung yg tiba-tiba. Innalillah...Ternyata semua sahabat harus menyelesaikan kontraknya di dunia yg fana ini. Februari 2011, menyusul Antilan Purba, dosen bahasa san sastra di Unimed, tapi ia juga seorang penyair dan penulis yg produktip, sakit kanker yg ia derita sejak dua tahun lalu, menyebabkan kepergiannya...Moga kalian semua mendapat tempat yg layak di sisiNya. Amin.

Aldian Aripin menghadap Khaliknya oktober 2010 - januari, februari 2011 Ben.M.Pasaribu Z.Pangaduan Lubis, Barani Nasution, dan Antilan Purba menyusulnya.

MEREKA TELAH TIADA


Selasa, 01 Maret 2011


MENGENANG

BARANI NASUTION YANG WAFAT 16 FEBRUARI 2011 LALU DI JAKARTA

Oleh : Darwis Rifai Harahap

Hape di saku celana penulis berdering. SMS dari Baharuddin Saputra yang mengabarkan tentang Barani Nasution, tokoh teater Sumatera Utara yang berusia 69 tahun telah di panggil Khaliknya di Jakarta, Rabu jam 4 pagi di bilangan Cikeas Bogor. Almahrum di kebumikan hari itu juga usai sholat ashar di pemakaman umum Cikeas.

Tak lama kabar sms dari Baharuddin Saputra singgah di hape penulis, selang beberapa menit kemudian kabar yang sama lewat sms kembali berdering. Innalillah....Rekan Barani Nasution tidak sekedar teman dalam berkesenian, tapi beliau juga adalah seorang “guru”, aktor, sutradara dan penulis naskah yang handal. Bila ia bicara, lidahnya yang masih kental dengan aksen Mandailingnya walau ia cukup lama bermukim di Jogya, ia juga dapat berbahasa Jawa walau tidak fasih benar. Bahasa Inggeris sangat ia kuasai. Bersama beberapa teman seniman, beliau sempat membuka semacam club diskusi berbahasa Inggeris di Taman Budaya Sumatera Utara sekitar tahun 1990-an.

Kini ia telah tiada. Yang terbayang di benak penulis adalah wajahnya yang di tumbuhi berewok tebal yang telah memutih. Tubuhnya yang kecil, nada suaranya yang berat, kulitnya yang sawo mateng, sekilas ia tampak seperti saudara kita asal dari Kampung Keling. Barangkali karena kemiripannya itu jugalah sutradara Muchtar memberinya peran sebagai sais kereta lembu keturunan keling dalam film Buaya Deli yang di produksi sekitar tahun 1970-an.

Barani Nasution penulis kenal di pertengahan tahun 1969 saat usai pementasan naskah “ Yang Di Dalam “ karya dan Sutradara Burhan Piling di Gedung Kesenian Jalan Bali Medan, sosok laki-laki berewok yang tak pernah terlihat hadir di Gedung Kesenian Medan, dengan bicaranya yang lantang, sistematis, tampil dengan bahasa yang lugas membahas pertunjukan, dan tampilnya sosok asing yang di damping Surya Darma Lubis ( alm) itu membuat hampir semua mata peserta diskusi tertuju kepadanya. Laki-laki berewok yang bertubuh kecil itu adalah Barani Nasution, salah seorang anggota teater Bengkel Jogya Pimpinan WS. Rendra. Pantas saja bicaranya begitu lantang dan sangat berkesan. Usai diskusi perkenalan semakin akrab dan omong-omong non formal dilanjutkan sambil santap malam di warung siang malam di simpang Jalan Bali dan Jalan Thamrin.

Bincang-bincang dengan Barani Nasution yang wajahnya ditebali dengan jambang yang subur itu, terkesan ia memang sarat dengan ilmu tentang seni. Tidak heran di awal perkenalan kami di Gedung Kesenian usai pementasan, keakraban berlanjut dengan perencanaan untuk mementaskan “ Kasidah Barzanzi” yang telah di gelar Bengkel Teater Rendra di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Sayang. Izin untuk mementaskan tak didapat dari WS. Rendra. Bersama Teater Nasional Medan akhirnya Barani Nasution dengan keseluruhan pemain direkrut dari Teater Nasional Medan secara profesional, pementasan “ MYM” di gelar di Gedung Olah Raga Jalan Veteran Medan selama dua malam berturut-turut dengan menurunkan pemain sekitar lima puluh orang. Sejak itu, nama Barani Nasution yang lahir di Siabu Tapsel 27 Juli 1941 mulai berkibar sebagai seniman teater Sumatera Utara. Pengalaman berteaternya sejak di bangku sekolah menengah atas di tahun 1959 sebagaio pemain di kota kelahirannya. Tahun 1963 ia mulai memberanikan diri bertindak sebagai Sutradara dalam naskah Mutinggo Busye yang berjudul “ Barabah” bersama grup teater Nauli yang ia dirikan ahun 1963.

Selepas mementaskan MYM di Gedung Olah Raga Medan, Barani Nasution mendirikan grup Teater Dionysus tahun 1970. Entah mengapa, dua tahun kemudian Barani Nasution kembali membentuki grup teater yang ia beri nama “ Teater Nuansa Medan“ dan banyak mementaskan naskah-naskah kaliber dunia dan naskah beliau sendiri di pentas arena Tapian daya Medan dan Gedung Utama Taman Budaya Medan di sekitar tahun 70-an dan 80-an.

Ia juga menerjemahkan drama-drama asing ke dalam bahasa Indonesia, beberapa diantaranya Medea, Aluetis, Theree Sisters, Orang-orang Resah, Dua Belas Pemberang, dan juga menerjemahkan buku-buku pelajaran Teater karya Stanis Lavsky dan Oscar J.Brockett.

Pensiun dari Pegawai Bidang Kesenian Sumatera Utara, Barani Nasution hijrah ke Jakarta. Di beberapa senetron arahan Khairul Umam yang pernah tayang di beberapa stasiun televisi, Barani Nasution berkesempatan tampil sebagai pemain pembantu.

Kini Barani Nasution telah tiada. Tidak saja anak dan isteri serta cucunya yang kehilangan, tapi semua rekan seniman yang yang ada di Taman Budaya, yang terlanjur akrab dengan sosok yang pernah menyumbangkan ilmunya untuk kemajuan Drama di IKIP Medan sejak tahun 1985 sampai dengan 1991, telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Hanya doa yang pas untuknya, moga ia mendapat tempat yang layak di sisiNya. Amin.