Minggu, 22 Mei 2011

AMUK TEATER UNIMED MEDAN

FESTIFAL TEATER GAYA LKK.UNIMED.
Kembali berlangsungnya festifal Teater dan berbagai lomba seni yang diselenggarakan LKK.Unimed seolah mencerahkan kembali minat menggeluti berbagai cabang seni bagi kaula muda yang kami saksikan sejak tanggal 18 Mai 2011 lalu di pelataran Auditorium Unimed Medan.
Berbagai lomba di tampilkan. Diantaranya lomba baca puisi pelajar, tari kreasi baru, musikalisasi puisi dan lomba teater Mahasiswa LKK.Unimed dan Pelajar SMA se kota Medan.
Acra yang diselenggarakan Mahasiswa Unimed itu memang cukup mendapat perhatian yang cukup dari kalangan orang muda. Seperti yang penulis saksikan di ajang lomba teater yang diikuti sembilan kelompok Mahasiswa Unimed dari jurusan Sastra dan Bahasa, ternyata mendapat perhatian yang cukup besar dari kalangan mahasiswa.
Lomba teater yang diselenggarakan tanggal 19 Mai 2011 s/d 20 Mai dipadati penonton yang datang sengaja untuk menonton pertunjukan teater. Lomba diawali penampilan LKK Hijau, Merah , Coklat, membawkan naskah berjudul “Orang Asing”, “Kopi Susu”,”Biel”,”Keparat”, “Maling”, Nyonya Nyonya”, “Pagi Bening”, dan “Penagih Hutang”.
Mencermati jalannya pertunjukan teater yang dimainkan oleh Mahasiswa-Mahasiswa Unimed yang berhasil dihimpun LKK.Unimed sebagai penerus generasi, ditahun 2011 ini ada sedikit penurunan kualitas dari penampilan mereka. Tidak pada menurunnya kemampuan bermain saja, tapi minat mahasiswa untuk terlibat menggeluti teater juga.
Lomba untuk kalangan pelajar, ternyata SMA Negeri 3 turun tidak hanya satu grup, tapi lebih dari satu yang ikut berlomba. Dan SMA Negeri 3 berhasil tampil sebagai pemenang lewat TEMUGA ‘A’ yang membawakan naskah ‘ HARAPAN IBU, HARAPAN BANGSA’ Yang sekali gus menempatkan Rika Febrianty yang memeran ibu hamil , dan M.Rahmulita yang memerankan Bapak menyabet aktor dan aktris terbaik versi Amuk Teater LKK Unimed di tahun 2011 . Sutradara dan artistik seta kelompok terbaik juga di raih oleh anak-anak pelajar dari SMAN 3 Medan. Selamat!
Untuk pelakon pembantu terbaik jatuh pada SMAN 4 yang membawakan lakon DOR’ karya Putu Widjaya, dan aktris pembantu terbaik dari SMAN 16, Sri Yunizar yang memerankan Sarmi.
Menurut Yondik Tanto, Suyadi San dan Darwis Rivai Harahap, menurunnya kwalitas dan kwatintas pelajar dalam menggeluiti seni akting, tidak lain adalah dikarenakan sekarang ini apresiasi guru kesenian untuk bidang teater memang dirasakan kurang begitu mendapat perhatian dari Kepala Sekolah dan guru lainnya.