Sabtu, 18 Desember 2010

LST. PATRIA SUM. UTARA .




Lembaga Studi tari Patria yang didirikan Haji Jose Rizal Firdaus, Anjang Nurdin Paitan (alm), M. Gusti Harahap ( Alm) dan M.Yuzli Yar malam tanggal 11 Des.2010 lalu menyelenggarakan loka karya tari, untuk mem-bakukan gerak 9 tari karya Sauti yang pernah populer di tahun 50-an dan 60-an di Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Menurut Yuzli Yar, koordinator loka karya, hal ini penting dilakukan karena gerak tari karya Sauti yang sudah betusia lebih 60 tahun, kini ditarikan sudah tidak seseuai lagi dengan gerak tari aslinya. Hal ini diperkuat oleh Haji Jose Rizal Firdaus yang adalah murid Sauti langsung sejak kanak-kanak. Loka Karya dihadiri pelatih, guru tari dan murid sekolah tari SMKI Patria yang didirikan Jose Rizal ditahun 1988 dan berakhir karena ketuiadaan siswa di tahun 1995.

Murid-murid sekolah tari Patria kini sudah ada yang mencapai gelar sarjana seni, dan rata-rata telah memiliki sangar tari sendiri di tempat tinggal masing-masing.

Minggu, 24 Oktober 2010

INNALILLAHI WAINNA ILAIHI ROJIUN

ALDIAN ARIPIN

PENYAIR ELIPSIS ITU TELAH TIADA

Oleh : D. Rifai Harahap.

Laki-laki berkulit sedikit gelab itu memasuki halaman Taman Budaya Medan dengan sntai. Sebuah tas kecil berwarna hitam ia kepit di tangannya. Langkahnya lurus menuju kantin. Begitu melihat sosok laki-laki berkulit gelab itu muncul dipusat kesenian Medan aku sepontan bangkit dan menyambut kehadiran laki-laki berkulit gelab itu sambil mengulurkan tanganku padanya. Terakhir aku bertemu dengannya sekitar tahun 1974 saat ia sedang bertugas di Riau sebagai petugas Imigrasi. Awal pertama aku mengenalnya sewaktu dia masih bertugas di Imigrasi Medan, waktu itu ia masih berkantor di Kesawan. Dari Burhan Piliang (Alm) aku dapat tahu sosok laki-laki yang berkulit gelab itu bernama Aldian Aripin. Disamping sebagai pegawai negeri sipil, ia juga adalah seorang penyair. Salah satu buku kumpulan pusi bersama dengan Djohan A Nasution dan Z. Pangaduan Lubis yang berjudul Ribeli 66. Buku itu diterbitkan sendiri oleh Aldian Aripin dengan nama penerbit Sastra Leo Medan.

Tanggal 15 Oktober 2010 lalu, tepatnya hari Jumat, A. Rahim Qahhar yang juga adalah seorang penyair,penulis cerita pendek dan wartawan , mengirimkan sms pada penulis yang isinya mengabarkan bahwa penyair Aldian Aripin telah berpulang sekitar jam 9.00 Wib saat dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun...Penyair alit itu akhirnya telah memenuhi janjinya setelah sekian lama menderita sakit yang membuat ia tak lagi dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk tulisan. Ia yang dilahirkan tanggal 1 Agustus 1938 di Kota Pinang, Labuhan Batu, saat p[enulis dan penyair Teja Purnama datang melayat, didepan kami terbaring tenang Bang Aldian Aripin, yang kala hidupnya banyak membantu setiap kegiatan pementasan yang diselenggerakan oleh Teater Nasional Medan sekitar tahun 1968-1969 dan 1970. Bang Aldian Aripin adalah donatur Tena dan perhatiannya pada kegiatan kesenian di Medan ia buktikan sampai ia menjalani masa pensiun di tahun 1995. Sebagai seorang pejabat yang pernah ditempatkan pada posisi penting di beberapa kota , seperti Medan, Pekan Baru, Bagan Siapi-api, Lhokseumawe, Padang dan Jakarta, mantan pejabat teras di instansi Imigrasi itu ternyata tidak berat langkahnya untuk memasuki kantin Taman Budaya dan duduk lesehan di bawah pohon asam demi memberi masukan kepada seniman-seniman muda yang sering mangkal di Taman Budaya Medan. Ia adalah pejabat yang memang benar-benar seniman. Ketulusan dalam berkesenian, ketulusannya dalam membantu setiap kegiatan kesenian, ia buktikan dengan menerbitkan sendiri beberapa buku sastra dan biografi tentang dirinya yang dijilit apik. Tidak itu saja, Aldian Aripin semasa hidupnya juga sangat menyenangi kerja film. Untuk mewujutkan hobinya itu, ia mendirikan perusahan film yang ia beri nama Leo Amatieur Film bersama Burhan Piliang, Khalik Noor, Slamet dan Iskaq S. Leo Amateur Film ditahun 1968 telah memproduksi film cerita yang berjudul “ Tuah Ta “ . Film yang berdurasi sekitar satu jam lebih itu dibuat mempergunakan pita sellouid berukuran 8 mm. Tidak saja semasa bertugas di Medan, kemanapun Aldian Aripin ditugaskan, pertama-tama yang ia cari adalah seniman-seniman yang ada dikota dimana ia ditugaskan. Maka tidak heran, di Pekan Baru, Palembang, Padang, bakat besarnya itu tak pernah padam.

Kini Aldian Aripin telah tiada. Seperti yang ia tuangkan dalam baris puisinya di bawah ini.

Bila gerak surut ke dalam diam

Siang larut ke dalam malam

Putih diserap hitam

Rata.rata.

Bila surut kedalam dia ia tulis tahun 1984. Bentuknya memang sederhana sekali.Tapi lewat pusi pendeknya itu ia mampu mengungkapkan manusia sebagai makhluk yang tertinggi ( karena akal budinya) , yang berpacu dengan waktu serta berpacu dengan dirinya sendiri. Mari kita simak puisi alit Aldian Aripin dibawah ini.

Manusia

Alangkah majunya manusia

Berpacu dengan waktu

Berpacu dengan dirinya

Alangkah sepinya puisi

Berdenyut malam hari

Dalam hati

Kini ia telah berada di tempat peristrahatan terakhirnya. Puisi-puisinya tinggal didunia yang fana ini sebagai ibadah yang akan terus menerangi jalannya dimana tak lagi ada puisi disana. Ia meninggalkan seorang isteri yang bernama Zubaidar Daulay, delapan anak putra dan putri, Amalia, Boris, Calderon, Dessafina, Ezra ( yang juga adalah seorang penyair ), Femmy skotia, Gita Kencana, dan Honore Siampudan.

Setiap yang bernyawa memang harus berurusan dengan kematian. Giliran itu pasti. Seperti yang ia nukilkan lewat puisinya yang berjudul ;

Metafisik

Dunia di luar dunia

Gelombang arwah

Tak terjemba

Luput dari mata

Dunia di luar dunia

Khidmat dan mulia

Dan Dia

Duduk di arasyNya

1970.

Kesanalah sekarang Aldian Aripin menuju, untuknya, dari anak-anak yang ditinggalkannya, ia sangat mengharapkan doa yang tak putus-putusnya. Selamat jalan Bang Aldian Aripin, semua kebaikan dan ketulusanmu dalam membantu kegiatan seni, moga jadi ibadah yang dapat memuluskan perjalan untuk bertemu denganNya. Amin.

(d. rifai harahap.)

Minggu, 15 Agustus 2010

PANCAROBA BELUM MAKSIMAL

Bulan juli 2010 lalu Roy Moningka mencoba untuk memberanikan dirinya mementaskan karya sendiri di gedung utama TamanBudaya Medan. Bersama sekitar 20-an pemain baru, Roy coba menafsirkan masalah kehidupan lewat pertunjukan yang sebenarnya dapat membuat penonton mengekrutkan dahi. Roy berekspriment tentang keberadaan manusia. Sayang Roy sendiri tidak memahami makna dari kehidupan yang tengah ia lalui.

Hidup adalah tanda tanya. Tapi manusia tahu kemana arah tanda tanya itu. Begitu lahir anak manusia, ia akan tumbuh dan membesar sesuai kodrat yang tak dapat dihindari. Pancaroba seorang anak manusia dan kematian sebenarnya bukan tanda tanya buat manusia. Tapi lewat pertunjukan teater multi medianya Roy, apa yang ditampilkan terlalu encer sebagai sebuah pertunjukan teater masa kini yang menghidang begitu banyak pertanyaan-pertanyaan.

Roy ingin menampilkan sesuatu yang sangat dalam dari yang bernama manusia. Sayang Roy sendiri tak mampu mewujudkan hal yang sedang bergejolak di dalam batinnya. Roy belum menemukan dirinya sendiri.

erha

Kamis, 13 Mei 2010

DETEKTIP YUSRIANTO YANG DANGA-DANGA

DANGA-DANGA detektip SATIR

Yusrianto adalah sederetan nama sutradara teater yang kerjanya pantas diperhitungkan di Sumatera Utara. Dia juga seorang penulis lakon yang handal. Sebagai pegawai negeri di stasiun Radio Republik Indonesia Medan, Yusrianto tidak kehilangan keseimbangan dalam menggeluti dunia seni teater bersama teman-teman sekampusnya USU. Sebagai pendiri dan pembina, walau sudah lama tidak lagi bergulat di kampusnya, perhatiannya pada adik-adik mahasiswa yang suka seni teater, bersama Julhasni tidak dapat ia tinggalkan begitu saja kampus yang telah membesarkan namanya di bidang seni teater.

Naskah satir berjudul Detektip Danga-Danga berhasil ia pentaskan di Taman Budaya Medan. Lakon satir yang dikemas lewat bumbu komidi itu berhasil membuat tawa penonton meledak sepanjang pertunjukan berlangsung.

Sealamt buat Yusrianto dan Teater 'O' USU.

Danga Danga-detective satire

Yusrianto is a row of a theater director who works worthy of note for the North. He is also a scriptwriter reliable. As a public servant in the station Radio Republik Indonesia Medan, Yusrianto not lose balance in the world of theater arts wrestle with friends on his USU. As the founder and builder, although no longer have long wrestled in college, attention on the younger siblings of students who like art theater, along Julhasni can not he just leave the campus, which has raised his name in the field of theater arts.

Manuscript satire titled detective-Danga Danga he successfully performed in Medan Culture Park. Satyr play merry-go packaged by seasoning it succeeded in making the audience burst of laughter throughout the performance took place.

Sealamt make Yusrianto and Theatre 'O' USU.

Rabu, 03 Februari 2010

INDEFF AJANGNYA FILM ANAK SEKOLAH

Mau ikut lomba bikin film anak sekolah? Sekaranglah saatnya kalau kalian memang berbakat untuk menggeluti dunia sinematografi. Bagaimana caranya? Kalau kalian memang anak sekolah, ada bakat dibidang seni akting, sutradara, penata artistik atau kalau kalian memang punya kamera, dan berbakat menjadi pemegang kamera, atau editing, atau menulis cerita dan scenarionya, sekaranglah saatnya.

Kirimkan karya film kamu ke Jl.H. Naman No.22 A. Pondok Kelapa Jakarta Timur.
Atau telepon-Faks =6221.8651880. Email: indeffindonesia@yahoo.co.id

Cerita asli karya pelajar. Sutradara, kamera, pemain, artistik, editing harus dikerjakan kamu-kamu yang masih berstatus pelajar.

Yang berhasil masuk nominasi, akan ditayangkan di TVRI. Selamat mengikuti. Batas waktu tanyakan langsung ke Indeff.


INDONESIAN STUDENT FILM FESTIVAL

Want to make a movie contest school children? Now is the time when you are talented to wrestle the world cinematography. How? If you're a school kid, there was talent in the field of art of acting, directing, artistic stylist or if you do have cameras, and talented to be the camera, or editing, or writing stories and scenarionya, now is the time.

Submit your films to Jl.H. Naman No.22.A. Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Or phone-Fax = 6221.8651880. Email: indeffindonesia@yahoo.co.id

Original story by the student. Director, camera, player, artistic, editing should be done you who still are students.

That been nominated, will be shown on TVRI. Congratulations to follow. The deadline to ask direct Indeff.

Kamis, 21 Januari 2010

EXERCISE PLAYS


Many students who feel they have no talent to join exercise play. Come play exercise is not to be a showman. But without the conscious, so over time as a student, the choice to live here, maybe as a father, merchants, police, politicians, the ability of an actor was needed there. The ability of an actor turned out to need all the people in this life.

Sabtu, 02 Januari 2010

HAPPY YEAR 2010

Year 2009 has ended. Increasingly uncertain world. World increasingly filled with people who are not honest. These include the country's most corrupt countries. High leadership clash each other because of competition office. Life in this country even more uncomfortable, because all around us, hanging around people who are just selfish. What about the arts in Medan? Can art be a barometer of the field at the national level? Do not make art just to spend budget funds in each end of the year.
HAPPY YEAR 2010 live. GOOD BETTER YEAR 2010 YEAR FROM 2009.