Minggu, 15 Agustus 2010

PANCAROBA BELUM MAKSIMAL

Bulan juli 2010 lalu Roy Moningka mencoba untuk memberanikan dirinya mementaskan karya sendiri di gedung utama TamanBudaya Medan. Bersama sekitar 20-an pemain baru, Roy coba menafsirkan masalah kehidupan lewat pertunjukan yang sebenarnya dapat membuat penonton mengekrutkan dahi. Roy berekspriment tentang keberadaan manusia. Sayang Roy sendiri tidak memahami makna dari kehidupan yang tengah ia lalui.

Hidup adalah tanda tanya. Tapi manusia tahu kemana arah tanda tanya itu. Begitu lahir anak manusia, ia akan tumbuh dan membesar sesuai kodrat yang tak dapat dihindari. Pancaroba seorang anak manusia dan kematian sebenarnya bukan tanda tanya buat manusia. Tapi lewat pertunjukan teater multi medianya Roy, apa yang ditampilkan terlalu encer sebagai sebuah pertunjukan teater masa kini yang menghidang begitu banyak pertanyaan-pertanyaan.

Roy ingin menampilkan sesuatu yang sangat dalam dari yang bernama manusia. Sayang Roy sendiri tak mampu mewujudkan hal yang sedang bergejolak di dalam batinnya. Roy belum menemukan dirinya sendiri.

erha