Sabtu, 05 Mei 2012

raja ULOK


Raja Ulok yang di perankan Apri,AH di pentas di Gedung Utama Taman Budaya Medan.

KEGIATAN TEATER MINIM

Ani in action dalam sandiwara komidi " Raja Ulok" teater Imago dan Teater Alif IAIN Sumatera Utara.

Selasa, 04 Oktober 2011

GAMBAR TEMPOE DOELOE


Di tahun-tahun 70-anm Medan sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Utara memiliki banyak tokoh teater yang handal di bidangnya. Sebut saja S. Dalimunte dan Andi MS dari teater Violeta, Tengku Najib Bahadur yang mendirikan Teater Shakuntala, Burhan Piliang salah seorang dedengkot teater di Medan, Darwis Rifai Harahap pendiri teater Imago Medan, Dahri Uhum Nasution pendiri teater Kita, Burhanuddin Nasution yang membentuk Teater Sangkuriang, dan AS. Atmadi pendiri Teater Propessi Medan, walau dalam foto beberapa nama yang disebutkan tidak ada, bukan berarti ketidak hadirannya dalam acara diskusi dengan tokoh teater dari German di Taman Budaya di tahun 1975, mereka tetap antusias dan mendukung acara yang diselenggarakan Gote Institut.

Senin, 03 Oktober 2011

Raja Yang Lakon Satir Dari Medan.




Raja Yang adalah Karya/Sutradara D. Rivai Harahap yang sukses di gelar tahun 1976 di Gedung Utama Taman Budaya Medan. Dengan pemain Buoy Hardjo sebagai Raja Yang, Amran Sd, Edi Tono, Loce, Tatik Husin dan puluhan pemain berbakat yang kini rata-rata tidak lagi aktif beraksi di atas panggung. Tahun 2010, Raja Yang kembali di pentaskan dengan pemain muda usia. Adek Dtk Marajo Lelo di percaya memerankan Raja Yang, dan beliau berhasil memainkan perannya bersama Apri AH, Andi Mukli Zulfikridho, Ros . Tatak, dll.
Walau mereka tampil di gedung tari Taman Budaya, keberhasilan anak-anak muda generasi tahun 2000-an tak kalah bagus dengan pendahulu-pendahulu mereka.

IMAGO PENTASKAN 'RAJA ULOK'



SETELAH SEKIAN LAMA VAKUM, AKHIRNYA TEATR IMAGO MEDAN MEMENTASKAN NASKAH 'RAJA ULOK ' karya/Sutradara, D. arivai Harahap, di Gedung Utama Taman Budaya Medan.

Sabtu, 27 Agustus 2011

FAJAR SIDIQ dan DENDAM


Yondik Tanto sebagai Sutradara memilih naskah berjudul Fajar Sidiq di pentas Taman Budaya Medan dengan menurunkan pemain Andi Mukly, Ilham Wahyudi,dan beberapa pendatang baru coba mengangkat naskah epos perjuangan yang bercerita tentang penghianatan seorang anak karena dendam ibunya tewas tertembak oleh pejuang yang menyerang pasantren. Sementara komandan pejuang yang menyebabkan tewasnya ibu dari kekasihnya, menimbulkan selang dua pilihan, membela perjuangan atau mendendam pejuang yang telah menewaskan ibunya.
Ternyata ayah berfikiran lain. Ia membela pejuang dan rela anak kandungnya yang berhianat tewas di hadapan regu tembak.
Sayang. Pementasan yang bagus disela-sela ramadhan itu sepi penonton.

Minggu, 29 Mei 2011

IMAGO & ALIF MENTASKAN:

NANDUNG
MENGAIL PETAKA CINTA
Naskah : D. Rivai Harahap.
Adegan I.
NANDUNG PEMUDA MISKIN YANG BERSUARA MERDU. TIAP PULANG DARI MELAUT , NANDUNG BERSENANDUNG MEMBUNUH SEPI SAAT BERJALAN SENDIRI DIGELAPNYA MALAM. NYANYIAN NANDUNG PULANG DARI MELAUT TERNYATA JADI PEMIKAT YANG MELULUH LANTAKKAN PERASAAN MAYANG DARA DESA TEPI LAUT YANG MEMILIKI AYAH BERNAMA DATUK GARANG.
BILA NANDUNG PULANG TETAP MELINTAS DI DEPAN RUMAH MAYANG.
Mayang : mak Inang, siapa pemuda itu Mak Inang?
Mak Inang : Pemuda yang mana Mayang? “
Mayang : Itu. Mak Inang tengoklah kemari.
Mak Inang : Ooo, itu....
Mayang : Mak Inang kenal ?
Mak Inang : tentulah Mak Inang mengenalnya, Mayang...Itulah si Nandung pemuda yang pernah Mak ceritakan dulu itu.
Mayang : Jadi?
Mak Inang : Iya. Suara si Nandung itulah yang acap kita dengar bila dia pulang dari melaut....Si Nandung itu anak muda yang soleh. Ia anak yang patuh dan sayang sama Maknya....Tapi....
Mayang : Tapi mengapa Mak Inang?
Mak Inang : Dia anak orang susah...Dia anak orang tak berpunya...nandung anak orang miskin Mayang...
Mayang : Susah? Miskin?
Mak Inang : Iya Mayang....ayahnya tewas ditelan gelombang sebulan lalu. Maknya idup dari menganyam tikar pandan....Sedangkan Nandung, seperti yang kita tengok, mencari makan diganasnya buai ombak dilautan.....
SAYUP-SAYUP TERDENGAR SUARA NANDUNG DIKEJAUHAN.

SEKELOMPOK ORANG-ORANG BERTERIAK-TERIAK DI HALAMAN RUMAH DATUK GARANG. MEREKA MEMPROTES DATUK GARANG YANG TIDAK MEMPERHATIKAN NASIB MEREKA SEBAGAI RAKYAT.
Orang 1 : Datuk mestinya bertindak adil ! Datuk jangan berpihak pada pendatang !
Ramai-ramai : Betul ! Datuk jangan berpihak pada pendatang ! Datul harus adil !
Orang 1 : Datuk mestinya memperhatikan kami !
Ramai-ramai : Ya ! Datuk harusnya memperhatikan kami ! Bukan orang pendatang !
SUASANA SEMAKIN MEMANAS. DATUK GARANG YANG BERKUASA TAK KUNJUNG MENAMPAKKAN DIRINYA DIHADAPAN RAKYAT YANG MEMEROTESNYA.
ORANG MENARI DAN MENYANYI. ADA YANG MEMUKUL-MUKUL KALENG, BATU DAN BATOK KELAPA.
Orang 2 : Datuk ! Keluarlah !
Orang 3 : Datuk keluarlah! Datuk jangan mengeram macam ayam dilumbung padi !
Orang 1 : Kami perlu keadilan! Kami perlu Datuk jangan bedakan kami pendudUk negeri Dan orang-orang pendatang !
Orang 3 : Datuk keluarlahlah ! Hadapi kami secara jantan !
BEBERAPA PENGAWAL DATUK GARANG MUNCUL DARI KIRI DAN KANAN. PENGAWAL MEMBAWA SENJATA DAN PENTUNGAN. SATUAN PENGAWAL DATUK GARANG BERUSAHA MEMBUBARKAN ORANG-ORANG. KERUSUHAN BERBUAH MALAPETAKA TAK DAPAT DIHINDARI.
Mayang Sari : Hentikan ! Hentikan !
Orang 1 : Saudara-saudara sekalian, inilah anak gadis Datuk Garang itu. Tangkap dan ikat dia ditiang !
Mayang Sari : Mak Inang tolong....Tolong....
Mak Inang : Lepaskan ! Lepaskan Mayang Sari ! Tolong! Tolong!
Nandung : Lepaskan anak perempuan itu ! Yang bersalah ayahnya, Datuk Garang, bukan dia !
Orang 1 : Kalau Datang Garang bersedia menerima kedatangan kita, barulah anak gadisnyayang molek ini kta lepaskan Nandung. Tapi, bila Datuk Garang tak berkenan menemui kita, si Molek ini yang akan jadi jaminannya.
Orang3 : Kita pengapakan bagusnya anak gadis Datuk Garang ini saudara-saudara ?
Orang 1 : Buang ke laut ! Buang ke laut !
Ramai-ramai : Buang ke laut ! Buang ke laut !
Orang 2 : Biarkan tubuh moleknya disantap hiu !
Ramai-ramai : Biarkan tubuh moleknya di santap hiu !
Nandung : Dengar ! Dengarkan aku !
Orang 3 : Apa lagi Nandung, sudahlah....Ikuti saja apa kata orang banyak...
Nandung : Membiarkan tubuh molek anak Datuk Garang jadi santapan hiu, tidak akan menyelesaikan masalah....Malah persoalan dapat jadi bertambah menyulitkan kita dibelakang hari ! Percayalah !
Mayang Sari : Tidak ! Tidak ! Lepaskan aku ! Lepaskan !
Mak Inang : Lepaskan Mayang Sari ! Lepaskan ! Kalian jangan semena-mena !
DATUK JABUT ORANG KAYA TERNAMA DARI KAMPUNG LAIN MASUK BERSAMA PENGAWALNYA.
Datuk Jabut : Lepaskan perempuan itu ! Tidak tahu malu ! Tidak beradat ! Beraninya sama perempuan ! Hadapi aku kalau kalian berani !
Orang 3 : Ikan sembilang di dalam lumpur, buah rumbia asam rasanya, Tuan yang datang jangan campur, ini urusan orang-orang muda !
Datuk Jabut : Aih ! Buah rumbia asam rasanya, enak disantap dengan petai, Lempar segepok sebagai tanda, agar semua urusan dapat selesai....
PENGAWAL DATUK JABUT MELEMPARKAN SEGEPOK UANG TUNAI KEPADA ORANG-ORANG.
Orang 3 : Lepaskan putri datuk Garang sekarang juga !
ORANG-ORANG MELEPASKAN MAYANG SARI. MAYANG LARI MEMELUK MAK INANG. MAYANG MENANGIS DALAM PELUKAN MAK INANG.
Nandung : Mak Inang, lekaslah Mak Inang bawa Mayang masuk ke dalam sebelum orang-orang berubah fikiran...
Mak Inang : Mayang, mari kita masuk kedalam....
Mayang Sari : Nandung, terima kasih....Engkau orang pemberani, engkau bijak dan bestari, semua jasa-jasa kamu ini, tak akan aku lupa sampai mati....
Datuk Jabut : Aih ! Segepok uang tanda berdamai Mayang.....Uang siapa ?
Ramai-ramai : Uang Datuk Jabut !
Datuk Jabut : Nah ! Padakulah adinda Mayang harusnya berterima kasih !
Ramai-ramai : Betul Datuk !
Datuk Jabat : Bukan kepada pemuda miskin yang baunya hapak ini !
Ramai-ramai : Betul datuk !
NANDUNG MENAHAN PERASAANNYA. NANDNG DAN ORANG-ORANG MEMILIH PERGI MENJAUHI DATUK JABUT.
Datuk Jabut : Tunggu ! Jangan pergi dulu ! Persoalan kita belum selesai !
Nandung : Persoalan apa Datuk ?
Datuk Jabut : Persoalan Mayang Sari !
Nandung : Ada apa dengan Mayang Sari Datuk ?
Datuk Jabut : Ada apa dengan Mayang Sari ? Bedebah benar engkau ini ! Kura-kura dalam perahu, sudah gaharu cendana pula, pura-pura tidak tahu, bikin pusing kepala saja ! Pengawal ! Tangkap dia ! Tangkap perusuh ini !
NANDUNG DAN TEMAN-TEMANNYA MELAWAN. PERKELAHIAN TAK TERELAKKAN. MAYANG DAN MAK INANG MENYAKSIKAN DARI TERAS RUMAH DATUK GARANG.
Mayang Sari : Mak Inang, tengoklah...Ternyata si Nandung tidak hanya panda bersenandung, tapi dia juga sangat pandai berkelahi !
Mak Inang : Rata-rata semua pemuda di kampung kita ini pandai berkelahi Mayang...
Mayang Sari : Iyakah ?
Mak Inang : Mayang tengkolah sendiri betapa lincah dan handalnya si Nandung itu. Tak percuma kalau si Nandunglah yang menjadi pilihan cinta Mayang....
Mayang Sari : Mak Inang....Macam tahu saja.....
Mak Inang : Mayang, cepat kita masuk. Ayahanda Mayang datang !
MAYANG DAN MAK INANG MASUK. DATUK GARANG TAMPAK DATANG DARI ARAH KANAN BERSAMA PENGAWALNYA.
Datuk Garang : Berhenti ! Berhenti ! Ada apa ribut-ribut dihalaman rumah besarku !
NANDUNG DAN TEMAN-TEMANNYA MELARIKAN DIRI BEGITU MELIHAT DATUK GARANG DATANG. TIDAK DENGAN DATUK JABUT. IA MENANTANG DATUK GARANG DENGAN SOMBONGNYA KARENA DATUK JABUT BELUM MENGENAL SIAPA YANG TEGAK DIHADAPANNYA.
Datuk Garang : Menantang aku ? Menantang Datuk Garang orang berkuasa di halaman rumahku ini ?
Datuk Jabut : Datuk Garang ? Jadi ini orang tersohor yang namanya begitu bergaung sampai ke Kampung Lain diluar sana? Maaf. Maafkan kelancangan dan keangkuhan kami Datuk. Harusnya ini tak boleh terjadi andai saja kami tahu yang dihadapan kami adalah Datuk garang, ayah dari Mayang Sari putri molek yang kecantikannya tak ada tanding sampai ke seberang....
Datuk Garang : Mayang ? Apa yang terjadi dengan Mayang ? Mak Inang ! Mak Inang !
Mak Inang : (MUNCUL ) Saya Datuk...
Datuk Garang : Oh..Ternyata kau masih diatas sana Mak Inang. Mana Mayang anakku semata wayang?
Mak Inang : Ada Datuk. Ini disebelah saya.
Datuk Garang : Mayang...Kau tidak apa-apa, Sayang...
Mayang : Kenapa ayahanda terlalu mencemaskan ananda? Ada apa sebenarnya?
Datuk Garang : Tentulah ayah mencemaskan ananda. Ayah tak mau ananda lebur kedalam gelombang rayuan pemuda yang tak berharta.
Mayang : Ayah !
Datuk Garang : Jangan gusar dulu ananda. Sebelum ananda menentukan pilihan, dalam waktu yang tidak lama lagi, akan datang keluarga Datuk Gobang menanyakan...
Mayang : Ti-tidak ayah ! Ananda belum mau menikah !
Datuk Garang : Mayang ! Ayah belum selesai ! Dengarkan dulu semua penjelasa Ayah !
Ayah : Tidak Ayah! Mayang hanya mau kawin dengan pemuda pilihan Mayang sendiri!
DATUK JABUT COBA MEREDAKAN AMARAH DATUK GARANG.
Datuk Jabut : Sabar Datuk....Sekarang ini bukan lagi zamannya memaksa anak kawin dengan pilihan orang tua.
OrangRamai : Betul! Betul Datuk ! Sekarang ini bukan zamannya lagi memaksa anak kawin dengan pilihan orang tua !
Datuk Garang : Bedebah kalian ! Aku tidak memerlukan pendapat kalian ! Mayang anakku ! Jadi aku yang berhak menentukan siapa yang menjadi jodoh anakku ! Paham ?
Datuk Jabut : Tidak selamanya seperti yang Datuk inginkan itu.
Datuk Garang : Maksud Datuk ?
Datuk Jabut : Adakan Datuk tidak paham...
Datuk Garang : Bagaimna aku mau paham, Datuk saja baru hari ini aku kenal.
Datuk Jabut : Itulah kesalahan Datuk...
Datuk Garang : salah ? Aku salah ? Aku salah mencarikan sendiri jodoh untuk anakku?
Datuk Jabut : Kesalahan Datuk adalah karena baru hari ini mengenal aku.
Datuk Garang : Daun pandan banyak durinya, tergores tangan rasanya nyeri, satu pertanyaan saya, apa maksud sebenarnya datang kesini?
Datuk Jabut : Itu dia !Tegores duri rasanya nyeri, ambil kapas oleskan obat, Datuk Jabut nama kami, haram pulang sebelum Mayang kami dapat.
Datuk Garang : Apa?
Orang Ramai : Haram pulang sebelum Mayang Sari mereka dapat, Datuk...
Datuk Garang : Aku bernama Datuk Garang, penguasa negeri Bencah Menggelegak, wahai Datuk yang berani meminang, bekacalah dulu sebelum aku bikin payah tegak...
Datuk Jabut : Wahai Datuk calon mertuaku yang garang, ambil ini untuk pegangan, keris boleh disisip dipinggang, berfikirlah dua kali Datuk bila mencari tandingan..Datuk, yang kami berikan pada Datuk itu seuncang mainan emas berlian sebagai hadiah buat calon siteri kami yang ke delapan....
Datuk Garang : Emas berlian? Isteri kedelapan?
Orang Ramai : Itulah yang kami dengar Datuk.
Datuk jabut : Lusa kami datang lagi membawa segoni uang untuk perhelatan tujuh hari tujuh malam....
Mayang : Ayah ! Jangan terima pemberiannya itu ! Mayang tidak sudi kawin dengan laki-laki tua bangka itu ! Nandung, tolong selamatkan aku...Tolong...
Datuk Garang : Mayang ! Jangan berhiba pada orang yang tidak kamu kenal.
Mayang : Aku mengenalnya ayah. Laki-laki muda ini Nandung yang selalu bersenandung bila pulang dari melaut tengah-tengah malam...Aku mencintainya ayah...
Datuk Jabut : Mencintainya? Cuih ! Langkahi dulu mayatku bila dia mampu mendapatkan Mayang yang akan menjadi isteriku kedelapanku!
Mayang : Aku tidak sudi tua Bangka ! Nandung adalah calon suami sahku!
MENGEJAR NANDUNG DAN MEMELUKNYA.
Datuk Garang : Jangan kau sentuh anakku !
Nandung : Sabar Mayang. Sabar. Kalau kita memang berjodoh,t ak ada yang dapat menghalangi kita....
Datuk Garang : Seret anak muda jelebau ini keluar dari halaman rumahku! Mak Inang, kurung Mayang di dalam kamarnya.
Mayang :Lepaskan ! Lepaskan...( Orang-orang menyeret Mayang. Mak Inang tak dapat berbuat apa-apa)
SAYUP-SAYUP TERDENGAR SUARA SENANDUNG . DEBUR OMBAK MEMBAHANA. MAYANG TAMPAK DITERAS MENATAP KESEPIAN .
Mayang : Mak Inang. Tidakkah itu suara Nandung ?
Mak Inang : Suara Nandung begitu manyayat perasaan, Mayang. Kasihan dia...
Mayang : Mak Inang, aku sangat mencintainya. Aku sangat merindukannya....
Mak Inang : Mak Inang ada akal, Mayang....
Mayang : Ceritakan Mak Inang....
MAK INANG MEMBISIKKAN SESUATU KE TELINGA MAYANG. MAYANG TERSENYUM.
Mayang : Cepat Mak Inang. Cepat....Kabarkan segera pada ayahanda....
MAK INANG BERTERIAK-TERIAK SEOLAH ADA HAL YANG SANGAT MENCEMASKAN TERJADI PADA MAYANG SARI. DATUK GARANG DATANG TERGOPOH-GOPOH.
Datuk Garang : Ada apa? Ada apa?
Mak Inang : Mayang Datuk...Mayang....
Datuk Garang : Ha? Mayang kenapa?
Mak Inang : Mayang-Mayang...Mayang sakit datuk.....Mayang sakit ingatan, datuk....
Datuk : Apa? Anakku sakit ingatan?
Mayang : ( Muncul sambil menari dan menyanyi. Rambutnya awut-awutan)
Datuk : Mayang...Mayang....Ada apa anakku? Ada apa?
Mayang : Diam! Diam kau laki-laki tua bangka! Aku tidak sudi kawin denganmu!
Datuk : Mayang, ini ayahmu....Ini ayah.....
Mayang : Bukan! Bukan! Kau laki-laki tua bangka pemangsa anak perawan! Pergi!
Datuk : Mak Inang, sejak bila Mayang berubah seperti ini?
Mayang : Sejak tadi malam, Datuk....
Datuk : Kalau begitu, cepat carikan bomo pandai untuk mengobati anakku ini!
ORANG-ORANG DATUK SIBUK. BEBERAPA BOMO DIDATANGKAN. BOMO PERTAMA GAGAL.
BOMO KEDUA JUGA GAGAL. KETIGA LEBIH PARAH. BOMO JADI MAINAN MAYANG. BOMO KE TIGA LARI TERBIRIT-BIRIT.
Datuk Garang : Apa tak lagi ada orang pandai ditempat kita ini?
Mak Inang : A-ada Datuk.
Datuk Garang : Ada? Kalau ada cepat bawa kemari! Kalau Mayang dapat sembuh, sehat seperti semula, kalau dia bomo yang tua renta, ia akan aku jadikan saudara. Tapi bila bomo yang dapat menyembuhkan Mayang orangnya muda, bila Mayang mau...
Mak Inang : Kalau muda Datuk akan jodohkan Mayang sama Bomo muda?
Datuk Garang : Iya. Iya....Ta-tapi....Mayang sudah akan aku kawinkan sama Datuk Jabut...
Mak Inang : Mayang harus segera disembuhkan Datuk...
Datuk Garang : Sudahlah cepat jemput Bomo yang Mak Inang bilang itu.
MAK INANG MENJEMPUT BOMO MUDA YANG TAK LAIN ADALAH NANDUNG YANG MENYAMAR. NANDUNG MENARI DAN MENYANYI SAMBIL MENGAYUN-AYUNKAN MAYANG PINANG. DALAM BUAIAN DUPA DAN ASAP KEMENYAN, NANDUNG BERHASIL MELARIKAN MAYANG SEBELUM SAMARANNYA KETAHUAN.
MALANG NANDUNG DITANGKAP PASUKAN DATUK JABUT. NANDUNG KALAH. KERIS DATUK JABUT MENEMBUS JANTUNGNYA. NANDUNG TEWAS DALAM PELUKAN MAYANG. MAYANG MENCABUT KERIS DARI DADA NANDUNG, SEKALI HUJAM, MAYANG MENYUSUL NANDUNG KEKASIHNYA.
Dt.Garang menikam Dt.Jabat karena minta kembali upeti pinangan. Dan Dt.Garang tewas ditikam pengawal Dt. Jabat. Cerita......
SELESAI

2011 APRIL27.